SOLOPOS.COM - Rekontsruksi kasus pembunuhan perempuan Colomadi di gang masuk rumah indekos pelaku di Ngemplak, Boyolali, Rabu (5/7/2023). (Solopos/Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Salah satu anggota keluarga korban menangis saat melihat proses rekonstruksi pembunuhan perempuan asal Bendungan, Klodran, Colomadu, Karanganyar, di salah satu rumah indekos wilayah Sawahan, Ngemplak, Boyolali, Rabu (5/7/2023) siang.

Keluarga tersebut, yakni bulik atau tante korban Yuspita Sari, datang ditemani beberapa tetangga yang juga perempuan. Tujuannya datang ingin melihat tampang pelaku. Perempuan enggan mengungkap identitasnya itu mengaku penasaran.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Ia datang sekitar pukul 11.00 WIB dan menonton hingga rekonstruksi selesai sekitar pukul 13.00 WIB. “Saya datang karena penasaran dengan tampang pelakunya, kok tegel men [tega sekali] itu manusia apa bukan?” ujar dia sambil menangis lalu menghapus air matanya dengan jilbab yang ia pakai.

Beberapa tetangga yang menemani berusaha menguatkan perempuan yang merupakan adik ipar ayah korban tersebut. Ia menyebut korban merupakan pekerja pabrik plastik di wilayah Sawahan, Ngemplak. Perempan asal Colomadu yang menjadi korban pembunuhan itu dikenal pendiam dan lugu.

“Jadi sore sebelum dia [pergi dan akhirnya ditemukan] meninggal itu saya sempat jagongan. Saya memang jarang ketemu karena dia pulang pagi masuk malam, kadang sif-sifan. Tapi orangnya baik, lugu,” kata dia.

Setahu dia, korban berpamitan kepada orang tuanya untuk pergi memfotokopi dokumen. Namun, ada perkataan yang menurutnya aneh saat itu. “Kata orang tuanya, pamit ke ibunya mau fotokopi, terus bilang aku mangan terakhir iki [aku makan terakhir ini],” kata dia.

Sekitar tiga jam bulik korban menonton, bahkan ketika para tetangga dan kawan yang datang bersamanya mendahului pulang, ia tetap bertahan. Saat melihat pria yang menjadi pelaku pembunuhan perempuan asal Colomadu tersebut di lokasi rekonstruksi serta dan pacara pelaku yang juga menjadi saksi dalam kasuas itu, ia tidak kehilangan kendali.

Bisa Menahan Diri

Namun, bibi korban itu sempat meneriaki pelaku. “Oalah, tampangnya kaya ngene to? Tegel men,” teriak dia. Ia mengaku memang datang sendiri karena merasa bisa menahan diri.

Bulik korban itu mengatakan kedua orang tua korban tidak tahu ada rekonstruksi tersebut. “Kasihan orang tuanya, kalau saya di sini masih bisa menahan diri, kalau suami saya atau orang tuanya belum tentu,” kata dia.

Sebelumnya diberitakan, Polres Sragen menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan perempuan asal Colomadu yang jasadnya dibuang di Sragen. Rekonstruksi digelar di rumah indekos pelaku di daerah Sawahan, Ngemplak, Boyolali, Rabu (5/7/2023).

Kasus pembunuhan itu terungkap dari penemuan jasad korban, Yuspita Sari, 22, yang dibuang di daerah Kalijambe, Sragen, oleh pelaku, Ari Afrian Tanjung, pada Kamis (22/6/2023). Pelaku membuang korban di daerah Kalijambe ditemani pacar sekaligus saksi yang masih di bawah umur.

Kasatreskrim Polres Sragen, AKP Wikan Sri Kadiyono, mengungkapkan di rumah indekos tempat pelaku menghabisi nyawa korban dilakukan 53 dari 86 total adegan rekonstruksi. Ia mengungkapkan adegan terbanyak memang di indekos Boyolali karena lokasi pembunuhan berada di tempat tersebut.

Dari rekonstruksi itu terungkap fakta baru. “Dari adegan-adegan rekonstruksi ini tadi, kami mendapatkan hal-hal yang kemarin belum terungkap saat rekonstruksi, bisa terungkap dengan fakta,” ujar Wikan kepada wartawan seusai rekonstruksi kasus pembunuhan perempuan Colomadu di Polsek Ngemplak, Boyolali.

Fakta Baru

Sebagai informasi, lokasi rumah indekos pelaku yang menjadi lokasi pembunuhan berada di seberang kantor Polsek Ngemplak, tepatnya di gang masuk seberang Polsek Ngemplak.

“Kemarin dari pengakuan tersangka hanya membekap, menutup hidung dan mulut, serta mencekik [korban], ternyata di fakta rekonstruksi ada tambahan dicekik pakai tangan begini [dicengkiwing atau dipiting],” kata dia.

Ia menjelaskan saat dipiting korban sudah dalam kondisi tidak sadar. Pelaku yakin korban telah meninggal karena korban dibekap dan dicekik sekitar 20 menit dan dipiting selama sekitar 15 menit.

Lebih lanjut, ia mengatakan rekonstruksi di Boyolali terkait kasus pembunuhan perempuan asal Colomadu itu dilaksanakan di tiga tempat, yaitu di rumah indekos pelaku, warung angkringan sekitar lokasi pembunuhan, dan sekitar Bandara Adi Soemarmo Boyolali.

Angkringan digunakan pelaku dan saksi untuk menitipkan sepeda motor korban, sedangkan di sekitar bandara digunakan untuk membuang kasur yang menjadi barang bukti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya