Soloraya
Senin, 23 Februari 2015 - 07:00 WIB

KEMACETAN SOLO : Solo Andalkan Gedung Parkir Atasi Macet

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah kendaraan mengantre saat melintasi Jl. Slamet Riyadi, Solo. Kondisi semacam ini lazim terjadi pada masa liburan. (JIBI/Solopos/Dok.)

Kemacetan Solo diredam pemkot setempat dengan pelbagai upaya, termasuk membangun gedung parkir.

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) Solo berencana membangun gedung khusus parkir kendaraan pribadi dengan membidik dua lokasi, yaitu di kawasan Sriwedari dan Lapangan Kottabarat. Pemkot bahkan tak tanggung-tanggung dalam meredam kemacetan Solo, yakni dengan mengalihfungsikan lapangan Kottabarat menjadi gedung parkir hingga berlantai tujuh.

Advertisement

Rencana pembangunan gedung parkir untuk meredam kemacetan Solo itu dibocorkan Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo ketika dijumpai wartawan di sela-sela Sosialisasi Keselamatan Lalu Lintas di Simpang Tiga Sriwedari, Solo, Jawa Tengah, Minggu (22/2/2015). Rudy—sapaan akrab Hadi Rudyatmo—mengatakan pembangunan gedung parkir kendaraan mulai dikerjakan pada 2016 mendatang.

Tahun 2015 ini, Pemkot membuat detail engineering design (DED) pembangunan gedung parkir demi meredam kemacetan Solo. “Di APBD Perubahan nanti kami alokasikan dana untuk membuat DED-nya. Jadi mudah-mudahan tahun depan sudah dikerjakan dan bisa digunakan. Ini wacana bukan opini,” katanya.

Advertisement

Tahun 2015 ini, Pemkot membuat detail engineering design (DED) pembangunan gedung parkir demi meredam kemacetan Solo. “Di APBD Perubahan nanti kami alokasikan dana untuk membuat DED-nya. Jadi mudah-mudahan tahun depan sudah dikerjakan dan bisa digunakan. Ini wacana bukan opini,” katanya.

Wali Kota Rudy menilai Pemkot Solo perlu menyiapkan kantong-kantong parkir untuk mengoptimalkan penggunaan moda transportasi massal. Hal ini sekaligus dinilai sebagai solusi mengurai kemacetan lalu lintas di Kota Solo.

Rudy mengaku laju pertumbuhan kendaraan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Tak pelak kondisi ini menyebabkan kepadatan lalu lintas di jalan-jalan protokol, seperti Jl. Slamet Riyadi. “Jl. Slamet Riyadi itu mestinya harus bebas parkir. Sementara ini belum bisa diterapkan, karena belum ada kantong parkir. Nah kami rencanakan bangun gedung parkir untuk atasi itu,” kata dia.

Advertisement

Rudy berharap alih fungsi Lapangan Kottabarat tidak akan menimbulkan gejolak di masyarakat. Kegiatan yang selama ini dilaksanakan di Lapangan Kottabarat, seperti sepak bola bisa dialihkan menggunakan lahan Stadion Sriwedari maupun Stadion Manahan.

“Jadi tidak masalah. Masalah parkir ini yang penting diselesaikan. Kalau tidak disiapkan kantong parkir, Solo bisa macet,” katanya.

Volume Kendaraan
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Solo Yosca Herman Soedrajat memaparkan volume kendaraan masuk di Kota Solo mencapai 2,5 juta unit. Volume kendaraan itu meningkat tajam dibandinglam 2006 silam yang tercatat 750.000 kendaraan. Namun, hal ini tidak diimbangi dengan penambahan sarana dan prasarana transportasi, seperti jalan raya.

Advertisement

“Kondisi jalan tidak ada penambahan, tapi kendaraan tumbuh terus. Ini sudah saatnya beralih ke transportasi umum. Kalau tidak ya sudah, Solo bakal macet total,” katanya.

Herman menuturkan pertumbuhan kendaraan paling didominasi kendaraan pribadi. Sebaliknya, kenaikan kendaraan umum relatif kecil dan bahkan cenderung stagnan.

Herman mengatakan tingginya pertumbuhan kendaraan menyebabkan kemacetan panjang di sejumlah ruas jalan. Lokasi kemacetan terjadi di kawasan sekitar perlintasan kereta api (KA).

Advertisement

“Tapi juga di perempatan dalam kota juga macet pada jam-jam tertentu,” tambahnya. Berdasarkan data Dishubkominfo, lokasi kemacetan di Solo, antara lain adalah perlintasan KA Purwosari, perlintasan KA Manahan, perlintasan KA Pasar Nongko, perlintasan KA Balapan, palang Joglo, perempatan Faroka, perempatan Fajar Indah, Kerten, dan Panggung Jebres.

Herman mengaku tak bisa menekan pertumbuhan jumlah kendaraan yang masuk ke Kota Solo. Herman hanya melakukan upaya mengurangi kemacetan lalu lintas. Salah satu dengan mengalihkan transportasi pribadi ke transportasi massal. “Kami terus melakukan pembenahan transportasi massal. Termasuk perbaikan jalur dan layanan,” katanya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif