SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

Ditengah kekeringan yang melanda wilayah Kecamatan Kemalang akhir-akhir ini, ternyata wilayah itu memiliki kekayaan luar biasa. Kecamatan yang berada di lereng Merapi itu memiliki dua sumber mata air yang belum dimanfaatkan dengan baik oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Penulusuran yang dilakukan Solopos.com, bersama Camat Kemalang, Rabu (12/9/2012) pagi, di Dusun Gatak, Desa Keputra, menemukan bahwa wilayah tersebut memiliki mata air yang alirannya cukup deras. Jika diperkirakan aliran mata air itu sekitar 15-20 liter setiap detiknya. Tidak hanya itu, kondisi airnya juga sangat jernih, tidak berwarna tidak berbau.

Saat ini, mata air itu baru sebagian yang dimanfaatkan, itupun dalam prosentase yang sangat kecil. Pemanfaatanya hanya untuk mandi dan air minum bagi warga sekitar, selebihnya air tersebut dibiarkan terbuang sia-sia setiap harinya. Hal itu dikarenakan tidak ada penampungan dari mata air tersebut.

Espos, kemudian bertanya kepada Parno, warga Keputran yang mengantarkan Espos, ke mata air itu. Menurutnya mata air itu pada zaman penjajahan Belanda dimanfaatkan untuk mengairi pabrik yang ada di lereng Merapi. “Dahulunya, air ini didorong menggunakan mesin pompa ke atas, namun berhenti setelah pabrik tidak beroprasi lagi. Sisa-sisa pipanya masih ada sampai sekarang,” kata Parno.

Menyambung cerita dari Parno, Camat Kemalang, Bambang Haryoko, mengatakan, setelah pabrik tidak beroprasi mata air tersebut dibiarkan tidak terawat, bahkan mata air itu sempat mati sampai bertahun-tahun. Mata air tersebut, menurut Bambang, kembali muncul pada tahun 2011 lalu. Mata air itu muncul seusai erupsi besar Merapi pada akhir 2010.

Sambil terus mengamati sumber air itu, Bambang, mengatakan jika sumber air itu dikelola dengan baik, kemungkinan bisa mencukupi kebutuhan air untuk warga kemalang dan sekitarnya. Paling tidak mencukupi untuk kebutuhan air minum dan kebutuhan warga di Kemalang.

Namun, Bambang, mengaku untuk memanfaatkan sumber air perlu biaya yang sangat besar dan perlu pembahasan khusus dengan Pemerintah Kabupaten Klaten. Meskipun demikian, biaya tersebut menurutnya sangat kecil jika dibandingkan manfaat yang didapat dari sumber air itu.

“Jangan dilihat dari biayanya, kita lihat manfaatnya saja, warga Kemalang tak perlu lagi beli air,” kata Bambang Haryoko.

Selain mata air itu, ada satu mata air lagi yang ada di Desa Keputran yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari yakni mata air Slincing. “Dua mata air itu bisa untuk sumber kehidupan, semoga pemerintah mau memperhatikan kehidupan itu,” tutup Bambang Haryoko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya