SOLOPOS.COM - Bupati Klaten, Sri Mulyani, menuangkan air bersih ke jeriken milik warga saat penyaluran bantuan air di Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Klaten, Selasa (22/8/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Sebanyak 2,28 juta liter atau 456 tangki air bersih sudah digelontorkan untuk mengatasi krisis air akibat kekeringan selama empat bulan musim kemarau di Klaten tahun ini.

Bantuan air dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan elemen masyarakat itu dikirimkan ke 14 desa di lima kecamatan yang sebelumnya mengajukan permohonan bantuan ke BPBD.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Di sisi lain, menyusul kemarau dan kekeringan yang diprediksi masih lama, BPBD mengusulkan tambahan anggaran untuk bantuan air bersih dalam APBD Perubahan 2023.

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com dari BPBD Klaten, belasan desa yang mengajukan permintaan droping air bersih itu tersebar di Kecamatan Kemalang, Jatinom, Bayat, Karangdowo, dan Wedi.

Perinciannya, Kecamatan Kemalang meliputi Tlogowatu, Tegalmulyo, Kendalsari, Tangkil, dan Sidorejo. Kemudian Kecamatan Jatinom meliputi Bandungan dan Temuireng. Kecamatan Bayat meliputi Jambakan, Ngerangan, Krakitan, Wiro, dan Dukuh.

Selanjutnya Kecamatan Karangdowo, Klaten, hanya satu desa yang terdampak kekeringan yakni Tumpukan dan Kecamatan Wedi di Desa Sembung. Sementara itu, bantuan air bersih yang sudah didistribusikan ke belasan desa itu mencapai 456 tangki air atau sekitar 2,28 juta liter.

Perinciannya sebanyak 273 tangki dari APBD Klaten dan 183 tangki dari elemen masyarakat. Jumlah itu berdasarkan data sejak 8 Juni-30 September 2023. Jumlah total penerima manfaat sekitar 4.099 keluarga atau 17.288 jiwa.

Hingga kini, distribusi air bersih ke daerah yang mengalami kekeringan masih terus dilakukan. Jumlah total air bersih yang disiapkan Pemkab Klaten melalui BPBD untuk antisipasi kekeringan tahun ini mencapai 665 tangki.

Sekretaris BPBD Klaten, Nur Tjahjono Suharto, menjelaskan berdasarkan prediksi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kemarau tahun ini diprediksi terjadi hingga November.

“Kemungkinan akan mengalami hujan pada pertengahan atau akhir November. Tetapi sekali lagi itu baru perkiraan dari BMKG. Untuk panjangnya kemarau tergantung dari El Nino,” kata Nur Tjahjono saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (3/10/2023).

Nur Tjahjono menjelaskan penganggaran distribusi air bersih dari APBD diusulkan bertambah melalui APBD Perubahan 2023. Namun ia tak menyebutkan nilai anggaran tambahan yang diusulkan tersebut.

“Mudah-mudahan wilayah terdampak tidak bertambah. Selain APBD, ada dukungan bantuan air bersih melalui corporate social responsibility [CSR] swasta atau dari OPD,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya