SOLOPOS.COM - Dua orang petugas BPBD Sragen mengisi tandon air saat mengirim bantuan air bersih di wilayah Kebayanan Glagah, Desa Dukuh, Kecamatan Tangen, Sragen, Senin (19/6/2023) lalu. (Istimewa/BPBD Sragen)

Solopos.com, SRAGENWarga di Kecamatan Sumberlawang dan Tangen, Kabupaten Sragen, mulai kekurangan air bersih.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen mulai pengiriman bantuan air bersih ke wilayah Desa Ngargosari Sumberlawang dan Desa Dukuh Tangen sesuai permintaan pemerintah desa setempat.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kepala Pelaksana BPBD Sragen, R. Triyono Putro, mengungkapkan pengiriman bantuan air bersih mulai dilakukan pada Senin (19/6/2023) lalu di Desa Ngargosari Sumberlawang dan Desa Dukuh Tangen. Triyono merencana pengiriman air bersih kali kedua dilakukan pada Kamis (22/6/2023) ini di dua lokasi tersebut.

“Di Sumberlawang dikirim satu tangki dan di Tangen dikirim dua tangki,” ujarnya kepada Solopos.com, Kamis.

Triyono mengatakan BPBD sudah memetakan potensi krisis air bersih saat kemarau panjang di Sragen. Dia menyebut ada tujuh kecamatan yang rawan mengalami krisis air bersih.

Ketujuh kecamatan itu, yakni Kecamatan Sumberlawang, Miri, Jenar, Tangen, Mondokan, Sukodono, dan Gesi. Dia mencatat total ada 43 desa rawan krisis air bersih di tujuh kecamatan itu.

“Tahun ini kami sudah menyiapkan anggaran untuk 500 tangki air bersih. Alokasi anggaran ini sama dengan tahun 2022. Semoga tidak terjadi kemarau panjang,” harapnya.

Dia menerangkan bagi desa yang membutuhkan bantuan air bersih dari BPBD bisa langsung mengajukan permintaan dari Pemerintah Desa yang diketahui camat.

Camat Tangen, Tetuko Andri Setyawan, mengatakan krisis air bersih di Tangen itu terjadi di wilayah Desa Dukuh, khususnya di Kebayanan Glagah. Dia menyebut ada 10 RT yang membutuhkan air bersih, yakni RT 024 sampai RT 033. Setiap RT, kata dia, ada 30-an keluarga.

“Di 10 RT itu sudah ada tandon airnya. BPBD saat pengiriman air tinggal menuangkan ke tandon yang sudah tersedia. Kemudian warga tinggal mengambil air dari tandon tersebut,” katanya.

Tetuko mengatakan di wilayah Kebayanan Glagah belum ada pipanisasi dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sehingga untuk kebutuhan air bersih hanya mengandalkan bantuan dari BPBD yang ditampung ke tandon-tandon yang sudah disiapkan.

“Warga mulai mengeluh kekurangan air bersih sejak pekan lalu karena Pemerintah Desa Dukuh mengajukan bantuan pada pekan kemarin,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya