Soloraya
Selasa, 4 Oktober 2011 - 21:50 WIB

Kemarau panjang susutkan pasokan rumput, peternak sapi bingung

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/dok)

Selo (Solopos.com) – Peternak sapi di Kecamatan Selo terkena imbas besar dari kekeringan yang melanda daerah tersebut. Mereka kini sangat kesulitan memperoleh pakan ternak karena rumput yang masih ada hanya tersisa 30 persen.

Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/dok)

Advertisement
Akibatnya, sapi potong, sapi perah dan kambing-kambing di kawasan tersebut kini mayoritas kondisinya kurus karena hanya makan seadanya. Bagi peternak, yang terpenting sapi dan kambing mereka masih hidup. Tak ada lagi target menggemukkan ternak-ternak mereka.

Kepala Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Tumar, menyebutkan ada 1.750 kepala keluarga (KK) di wilayahnya dan mayoritas memiliki hewan ternak. Total ada sekitar 1.200 sapi dan 400 kambing yang terdapat di Jrakah. “Warga kesulitan mencari pakan karena rumput tidak bisa bersemi karena kekeringan. Biasanya sekarang ternak-ternak itu diberi makan sentrat dan bekatul,” kata Tumar, ketika ditemui wartawan, Selasa (4/10/2011).

Tumar menuturkan harga konsentrat sebesar Rp 145.000 per zak atau 50 kg. Inipun habis untuk lima ekor sapi dalam tempo sepekan. Sedangkan harga bekatul sekitar Rp 2.000 per kilogram. Angka-angka itu cukup memberatkan peternak yang biasanya mengadalkan pakan rumput yang dihasilkan alam. Oleh karena itu, peternak pun memilih memberi makan sapi dan kambing mereka seadanya.

Advertisement

Tumar menambahkan pihaknya belum mengajukan permintaan dana bantuan ke pemerintah terkait kelangkaan pakan rumput di wilayah Selo tersebut. Tampaknya sulit berharap akan mendapatkan kucuran dana dari Pemkab Boyolali karena kekeringan juga melanda wilayah-wilayah lainnya. Peternak Selo hanya bisa berusaha bertahan di tengah-tengah kesulitan yang mengimpit.

“Sapi-sapi yang di sini sekarang bertambah kurus. Biasanya dikasih makan seadanya. Sekarang lebih banyak diberi minum air yang merupakan kebutuhan pokok sapi. Tapi di beberapa tempat, air pun sudah sulit. Tapi mau gimana lagi,” pungkas Tumar.

yms

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif