SOLOPOS.COM - Ilustrasi bahan bakar minyak (Wahyu Darmawan/JIBI/Bisnis)

Kemarau Sragen membuat stok BBM ditambah sebanyak 30 persen.

Solopos.com, SRAGEN — Persediaan bahan bakar minyak (BBM) pada musim kemarau di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) milik Pemkab Sragen ditambah sekitar 30 persen dari kebutuhan normal per hari.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Penambahan stok sebesar itu dilakukan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan sepanjang musim kemarau. Peningkatan kebutuhan pada musim kemarau berasal dari sektor pertanian, yaitu bahan bakar mesin diesel untuk menyedot air.

Penjelasan tersebut disampaikan Plt Dirut Perusda Bengkel Terpadu dan SPBU Sragen, Ari Anggoro kepada wartawan, Minggu (19/7/2015). Menurut dia penambahan persediaan BBM dilakukan di tiga SPBU milik Pemkab yaitu SPBU Nglangon, SPBU Pilangsari dan SPBU Tangen.

“Pada musim kemarau permintaan masyarakat selalu meningkat. Biasanya untuk memenuhi kebutuhan sektor pertanian,” tutur dia.

Minimnya ketersediaan air di lahan pertanian membuat petani harus bekerja ekstra untuk memenuhi kebutuhan air tanaman. Hal itu membuat konsumsi BBM baik bensin dan solar oleh petani meningkat signifikan. BBM digunakan untuk mengoperasionalkan mesin diesel guna menyedot air dari sumur pantek atau sungai.

Penjelasan senada disampaikan Pimpinan Unit SPBU Nglangon, Efvan Sethyono. Menurut dia fenomena tingginya permintaan BBM sudah terjadi beberapa tahun terakhir. Sragen sebagai daerah lumbung padi nasional membutuhkan suplai lebih BBM untuk sektor tersebut. “Masa tanam III di Sragen membutuhkan suplai BBM lebih untuk menyedot air dari sungai dan sumber air tanah lainnya,” kata dia.

Efvan menerangkan tingginya permintaan BBM dari sektor pertanian berpotensi mengurangi stok untuk kendaraan bermotor. Sehingga langkah antisipatif harus dilakukan, termasuk dengan menambah persediaan BBM di tiga SPBU milik Pemkab. Suplai BBM untuk wilayah Sragen utara dilakukan oleh SPBU Tangen yang berada di dekat Kantor Kecamatan Tangen.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Sragen, Eka Rini Mumpuni Titi Lestari, menyayangkan sebagian pihak yang kerap menyalahkan petani saat terjadi kelangkaan BBM pada musim kemarau. Padahal petani membutuhkan BBM untuk menyedot air dan menjaga tanaman padi mereka tetap hidup.

“Jangan salahkan petani. Mereka membutuhkan BBM untuk menjaga tanaman padi mereka bisa bertahan di musim kemarau,” terang dia saat ditemui Solopos.com.

Eka menerangkan, sebelumnya mekanisme pembelian BBM bersubsidi diatur pemerintah. Dulu, petani yang akan membeli BBM bersubsidi harus mengantongi rekomendasi dari Dinas Pertanian setempat. Pengajuan rekomendasi kepada Dinas Pertanian dikoordinasi kelompok tani.

“Hla aturan ini apa masih relevan saat ini mengingat BBM sudah tidak disubsidi, kami segera berkoordinasi dengan dinas lain,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya