Solopos.com, SOLO – Kota Solo diharapkan memiliki wadah pelayanan terpadu satu atap untuk penanggulangan kemiskinan.
Hal itu lantaran Kota Bengawan terpilih sebagai pilot project penanggulangan kemiskinan United Nations Children’s Fund (Unicef), Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan Kementerian Sosial (Kemensos).
Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024
Selain Solo, Kabupaten Sragen juga menjadi pilot project program itu karena Bumi Sukowati sudah memiliki Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPTPK).
Hal itu terungkap saat perwakilan Unicef, Bappenas, dan Kemensos memberikan paparan di hadapan Wali Kota Solo dan Komisi IV DPRD Solo, Selasa (7/10/2014).
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Solo, Agus Djoko Witiarso, saat ditemui
Agus menyatakan Unicef, Bappenas, dan Kemensos ini mewacanakan adanya one stop service atau pelayanan terpadu satu atap untuk penanggulangan kemiskinan.
“Wacana itu baik, dan Solo relatif sudah jalan, hanya tinggal membuat wadahnya seperti pelayanan terpadu di bidang perizinan. Dengan wadah itu, masyarakat miskin tidak perlu kemana-mana untuk mendapatkan pelayanan. Mereka hanya cukup datang di satu tempat sudah bisa terlayani,” tutur dia.
Terpisah, anggota Komisi IV DPRD Solo, Putut Gunawan, mendukung program itu, terutama yang berkaitan dengan pelayanan terpadu satu atap untuk penanggulangan kemiskinan.
“Program penanggulangan kemiskinan itu ternyata dilakukan berbasis keluarga. Bukan sekadar kemiskinannya, tetapi juga perlindungan anak. Termasuk model pendidikan inklusi untuk kaum difabel juga semakin diperkuat,” terang dia.