Soloraya
Sabtu, 7 April 2018 - 00:35 WIB

Kemiskinan Sukoharjo: E-Warong Belum Siap, Rastra Dibagikan Gratis bagi Warga Miskin

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SUKOHARJO</strong> — Penyaluran beras sejahtera (rastra) di Sukoharjo kepada warga miskin jatah Januari-April diberikan gratis alias tidak perlu uang tebus. Hal ini dilakukan sembari menunggu implementasi program Bantuan Pangan Nontunai (BPNT) melalui elektronik warung gotong royong (e-warong) di setiap desa/kelurahan.</p><p>Program BPNT di Sukoharjo yang sedianya digulirkan pada Maret tertunda lantaran butuh persiapan lebih matang untuk menerapkan sistem Electronic Data Capture (EDC) e-warong dan pembagian kartu kepada penerima bantuan. Saat ini, Dinas Sosial (Dinsos) Sukoharjo masih memverifikasi ulang data penerima bantuan pangan di setiap kecamatan.</p><p>Kepala Gudang Bulog Telukan, Wisnu Sancoyo, mengatakan pemerintah menggratiskan penyaluran rastra kepada warga miskin pada 2018. Kendati demikian, penyaluran rastra dibatasi hanya 10 kilogram per rumah tangga sangat miskin (RTSM).</p><p>Pada 2017, setiap rumah tangga sasaran menerima jatah rastra mencapai 15 kg dengan harga tebus beras senilai Rp1.600/kg. &ldquo;Di Sukoharjo belum melaksanakan program BPNT. Di Soloraya baru Kabupaten Boyolali yang telah melaksanakan program itu sehingga program rastra dihapus. Mungkin Mei atau Juni program BPNT baru bisa direalisasikan di Sukoharjo,&rdquo; kata Wisnu saat berbincang dengan <em>Solopos.com</em>, Jumat (6/4/2018).</p><p>Wisnu hanya bertugas menyalurkan rastra sesuai surat perintah penyaluran (SPP) yang diterbitkan Kemensos kepada rumah tangga sasaran. Penyaluran beras akan dilanjutkan sampai BPNT benar-benar siap dilaksanakan di lapangan.</p><p>Proses konversi penyaluran rastra ke BPNT membutuhkan waktu cukup lama lantaran harus menyediakan sarana dan prasana (sarpras) e-warong. &ldquo;Berbagai kendala teknis pembentukan e-warong harus ditindaklanjuti sebelum pelaksanaan BPNT. Misalnya, jaringan telekomunikasi elektronik dan perbandingan antara jumlah e-warong dengan penerima bantuan pangan,&rdquo; papar dia.</p><p>Lebih jauh, Wisnu menambahkan jumlah e-warong nanti 80-90 unit. Sementara di Sukoharjo ada 167 desa/kelurahan. Artinya, satu e-warong bakal melayani ribuan warga miskin di dua desa/kelurahan.</p><p>Terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Sukoharjo, Sarmadi, mengatakan ada beberapa kendala teknis yang berimbas pada ditundanya pelaksanaan BPNT di Kabupaten Jamu. Belum semua e-warong telah memiliki EDC. Selain itu, belum semua penerima bantuan pangan menerima kartu yang digunakan saat penyaluran komoditas pangan.</p><p>&ldquo;Sekarang petugas masih memverifikasi ulang data penerima bantuan pangan secara detail dan terperinci. Hasil verifikasi segera dilaporkan kepada Kementerian [Kementerian Sosial],&rdquo; kata dia.</p><p><br /><br /></p>

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif