SOLOPOS.COM - Kebo bule mulai diarak keluar dari depan Kompeks Keraton Kasunanan Surakarta, jelang Kirab Malam 1 Sura, Kamis (21/9/2017) malam. (Ahmad Baihaqi/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Tradisi tahunan kirab malam 1 Sura di Keraton Solo pada Sabtu (30/7/2022) mendatang hampir pasti tidak akan melibatkan ikon utamanya yakni kebo bule keturunan Kiai Slamet. Hal itu menyusul adanya delapan ekor kebo bule yang terkena penyakit mulut dan kuku (PMK).

Bahkan satu dari delapan kerbau itu mati pada Kamis (21/7/2022) pagi. Tujuh lainnya saat ini masih dalam kondisi sakit dan lemas. Apesnya, delapan ekor kebo bule yang terkena PMK itu adalah kerbau senior yang biasanya dilibatkan dalam kirab malam  Sura.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Dari Dinas [Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Solo] tidak merekomendasikan kerbau-kerbau yang kena PMK itu ikut kirab malam 1 Sura,” jelas adik Paku Buwono (PB) XIII yang juga Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Solo, GKR Wandansari yang akrab disapa Gusti Moeng, saat dihubungi Solopos.com, Kamis malam.

Sedangkan kebo bule yang tidak kena PMK, menurut Gusti Moeng, selama ini belum pernah ikut kirab malam 1 Sura. Usia mereka rata-rata masih muda dan jika diikutkan kirab dikhawatirkan dikhawatirkan akan panik dan stres ketika berada di kerumunan banyak orang. Petugas tidak mau mengambil risiko.

Moeng mengatakan ada kejadian kerbau bule kena PMK dan satu di antaranya mati pada Kamis pagi, sebenarnya sudah ada rencana untuk membawa kerbau-kerbau itu untuk keliling pada Minggu (24/7/2022) nanti. Hal itu sebagai persiapan menjelang kirab.

Baca Juga: Jelang Kirab 1 Sura, 8 Kebo Bule Keraton Solo Malah Kena PMK, 1 Mati

Namun karena ada yang kena PMK, rencana itu pun akhirnya dibatalkan. “Tanggal 13 [Juli] itu sebenarnya sudah diperiksa, kan ada pemeriksaan kesehatan rutin, dan saat itu semuanya sehat. Eh lha kok ini tadi ada yang mati,” kata Moeng yang mengaku perutnya langsung senep atau mulas begitu mendapat kabar ada kebo bule yang mati kena PMK.

Tak Boleh Didekati Pengunjung

Ia berharap kebo bule itu segera sembuh meski mungkin tidak akan bisa ikut kirab malam 1 Sura. Ia pun berpesan kepada petugas yang jaga agar terus memantau kondisi kesehatan kerbau-kerbau yang masih sakit.

Kerbau-kerbau itu untuk sementara tidak boleh didekati pengunjung apalagi sampai diberi makan oleh pengunjung. Selain itu mereka juga tidak boleh berkubang dulu di lumpur.

Baca Juga: Jelang 1 Sura, Kandang Kerbau Bule Keraton Solo Disemprot Disinfektan

“Ya namanya PMK ini kan sebenarnya tidak menular ke manusia tapi justru manusia yang bisa membawa virusnya dan menulari ke hewan. Makanya sementara ini pengunjung tidak boleh memberi makan kerbau bule,” jelas Moeng.

Moeng mengungkapkan satu kerbau bule yang mati beberapa hari menjelang kirab malam 1 Sura itu berjenis kelamin betina bernama Nyi Apon. Usianya 20 tahun. “Konangannya [ketahuannya] tadi pagi pukul 07.00 WIB, yang paling tua namanya Nyi Apon. Dulu lahirnya Ahad Pon, saya sendiri yang kasih nama itu,” jelas Gusti Moeng.

Lebih lanjut, Gusti Moeng menambahkan saat diperiksa, kondisi mulut Nyi Apon berlendir dan ada luka. Saat dilakukan pemeriksaan kepada kerba-kerbau lainnya, ternyata ada tujuh ekor yang kena PMK

Baca Juga: Sejarah Kerbau Bule Milik Keraton Solo, Ternyata Hewan Kesayangan PB II

Tujuh kerbau yang terkena PMK itu, lima di antaranya di kandang sisi barat, sedangkan  dua lainnya di Sitinggil. Kandang sisi barat berisi kerbau-kerbau yang sudah berumur.

Kerbau-kerbau lain yang berusia muda dan dikandangkan di sisi timur mendekat ke dinding selatan Alkid tidak ada yang tertular.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya