SOLOPOS.COM - Tanda pengukuran lahan di tembok rumah warga RT 001 RW 015 Bonorejo, Kelurahan Nusukan. Pengukuran telah ada sejak awal Februari 2022. (Solopos/Afifa Enggar Wulandari)

Solopos.com, SOLO — Warga RW 015 Bonorejo, Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari, Solo, yang terdampak pembangunan rel layang Joglo belum mempunyai gambaran akan pindah ke mana. Mereka juga tak bisa membayangkan bagaimana kehidupan mereka bila harus meninggalkan rumah dan lingkungan yang telah lama mereka tinggali.

Sebelumnya mereka telah mengikuti konsultasi publik bersama Balai Teknis Perkeretaapian (BTP) Jateng dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Solo mengenai pembebasan tanah mereka, Senin (21/2/2022) lalu. Konsultasi berlangsung di Kantor Kelurahan Nusukan.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Salah satu warga terdampak rel layang di RT 001/RW 015 Bonorejo, Jarno, mengakui kegamangan akan masa depannya. Selasa siang (22/2/2022) itu pria yang memakai kaus kampanye calon anggota legislatif tampak duduk di teras rumahnya.

Baca Juga: Kurang Sosialisasi, Warga Terdampak Rel Layang Joglo Solo Masih Bingung

Bangunan yang menghadap bentangan rel KA tersebut ia tinggali bersama kedua anaknya. Rumah dengan ukuran kurang lebih 32 meter persegi tersebut ditempati dua keluarga. Sebab salah satu anaknya telah berkeluarga.

Setelah tahu rumahnya terdampak rel layang Joglo, Solo, ia mengaku belum punya gambaran jika nantinya ia sekeluarga harus pindah dari rumah yang ia tinggali sejak 1980 itu. Hal itu disebabkan ia belum bisa mengetahui besaran ganti rugi yang akan ia terima. “Belum tahu mau ke mana, belum tahu juga cairnya [penerimaan ganti rugi] kapan,” kata Jarno saat ditemui Solopos.com, Selasa (22/2/2022).

Meski begitu, Jarno berkeinginan agar ia sekeluarga tetap bisa hidup di Solo. Banyak pertimbangan yang ia pikirkan, salah satunya agar tidak mengurus pergantian administrasi kependudukan. “Penginnya ya dekat-dekat sini [Nusukan] aja. Biar enggak ngurus-ngurus lagi. Tapi ya nanti lihat [ganti rugi] yang diterima berapa,” imbuhnya.

Baca Juga: Desain Rel Layang Joglo Solo Berubah, Lahan Terdampak Tambah 46 Bidang

Revisi Desain

Hal serupa juga dikatakan warga RT 002/RW 015 Bonorejo, Muharrom dan Sri Rahayu. Saat ditemui Solopos.com, Muharrom sedang menjaga warung di rumahnya. Sebelumnya, warung kelontong miliknya berada di tepi rel.

Namun, setelah perencanaan pembangunan rel layang Joglo, Solo, warung miliknya terdampak, sehingga harus dipindah. Di dalam rumah berukuran 36 meter persegi, ia juga memindahkan usaha jahit miliknya. “Ini [warung] juga baru saja dipindah. Setelah ini, pindah lagi kan,” kata Muharrom dengan tawa kecil.

Baca Juga: Rel Layang Joglo Dibangun, Jalan Kampung Siap-Siap Jadi Pengalihan Arus

Seperti diberitakan, BTP Jateng menggelar konsultasi publik di Kantor Kelurahan Nusukan, Banjarsari, Solo, dengan mengundang warga terdampak dari Kampung Bonorejo, Senin (21/2/2022). Dalam kesempatan itu, BTP Jateng mengungkapkan adanya revisi desain rel layang Joglo.

Revisi desain itu membuat jumlah lahan warga yang terdampak dan harus dibebaskan bertambah dari semula hanya 20 bidang menjadi 66 bidang atau bertambah 46 bidang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya