SOLOPOS.COM - SPBU (JIBI/SOLOPOS/dok)

SPBU (JIBI/SOLOPOS/dok)

KLATEN- Menjelang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), tingkat konsumsi BBM jenis premium di Klaten mengalami kenaikan hingga lima persen. Rata-rata tingkat konsumsi premium di Klaten 9,5 juta ton per tiga bulan terakhir.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Wakil Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Soloraya, Sulistiyo, mengatakan kenaikan itu terjadi lantaran masyarakat sudah mengetahui bahwa pada April mendatang akan ada kenaikan harga BBM. Kenaikan itu, kata dia, kemungkinan masyarakat sudah memiliki stok premium untuk beberapa hari ke depan.

Dulu, ungkap dia, setiap kali ada kenaikan BBM selalu diumumkan secara mendadak, sehingga menimbulkan antrean panjang di SPBU. “Tapi sekarang masyarakat sudah tahu beberapa hari sebelumnya. Karena itu ada kemungkinan ada yang menimbun BBM,” ujar Sulistiyo saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (13/3/2012).

Saat pemerintah pusat mengumumkan secara resmi kenaikan harga BBM, ia memastikan tidak ada antrian panjang, sebab warga sudah membeli BBM jauh-jauh hari sebelumnya. Jika memang ada antrean, ia memperkirakan antrean hanya sampai pukul 22.00 WIB.

“Kalau dulu hingga pukul 00.00 WIB masih banyak yang antre, sebab belum berganti hari,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi kelangkaan, pihaknya mengantisipasi untuk menambah stok BBM. Ia juga meminta kepada masyarakat untuk tidak perlu menimbun BBM karena bahannya mudah meledak dan bisa menimbulkan kebakaran.

Hiswana Migas mendapatkan data kenaikan tingkat konsumsi masyarakat terhadap BBM jenis premium hingga lima persen itu sejak tiga bulan terakhir. Kenaikan itu secara perlahan dari 2-5 persen hingga kini. Di Klaten sendiri ada 24 SPBU yang tersebar di berbagai daerah.

Jika benar pada April mendatang pemerintah akan menaikkan harga premium menjadi Rp6.000 per liter, sambung Sulistiyo, maka pihaknya memperkirakan ada kenaikan konsumsi BBM jenis pertamax. Pasalnya harga premium nanti tidak terlampau banyak dibandingkan dengan harga pertamax. Saat ini konsumsi pertamax per bulan rata-rata 80 ton. Sedangkan untuk BBM solar mengalami penurunan konsumsi.

“Solar turun karena dunia industri juga lesu. Akibatnya angkutan barang juga tidak ramai,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya