SOLOPOS.COM - Sejumlah wartawan terlibat ketegangan dan adu mulut dengan pengunjuk rasa yang menggelar aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM dari di Jl Slamet Riyadi menuju Gladak, Solo, Jumat (21/6/2013). Ketegangan dipicu pengusiran terhadap wartawan saat meliput aksi tersebut. (Burhan Aris Nugraha/JIBI/SOLOPOS)

 

Sejumlah wartawan terlibat ketegangan dan adu mulut dengan pengunjuk rasa yang menggelar aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM dari di Jl Slamet Riyadi menuju Gladak, Solo, Jumat (21/6/2013). Ketegangan dipicu pengusiran terhadap wartawan saat meliput aksi tersebut. (Burhan Aris Nugraha/JIBI/SOLOPOS)

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

SOLO — Aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dilakukan ratusan pemuda yang menyebut diri Aliansi Rakyat dan Mahasiswa Solo (Alarm), Jumat (21/6/2013), ditandai kegagalan mereka  menurunkan foto Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dam Wakil Presiden Boediono.

Massa yang berangkat dari Kompleks Stadion Sriwedari memaksa masuk Kantor Pengadilan Negeri Solo yang telah dijaga puluhan aparat Polresta Solo. Mereka berupaya mencari foto SBY-Boedono yang dianggap telah mati hati nuraninya.

“SBY dan Boediono sudah mati hati nuraninya, mari kita turunkan foto keduanya di gedung pengadilan ini,” teriak koordinator aksi, Budi Subarjo.

Niat mereka menurunkan foto Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono dalam Gedung Pengadilan Negeri tak tertunaikan. Mereka tak berjasil menemukan foto presiden dan wakil presiden di pengadilan itu.

Massa yang mengatasnamakan rakyat Indonesia itu pun keluar dari gedung pengadilan lalu mencoba menurunkan bendera Merah Putih di halaman kantor pengadilan. Sejumlah aparat kepolisian pun langsung maju mencegah tindakan itu. Kedua pihak sempat bersitegang karenanya. Pada akhirnya keinginan pengunjuk rasa tak kesampaian.

Arak-arakan pemuda itu selanjutnya meneruskan perjalanan ke arah Gladak. Di persimpangan jalan itu mereka membakar ban bekas. Tatkala pada akhirnya mereka mencoba membakar foto SBY, polisi lagi-lagi sigap merangsak ke barisan pengunjuk rasa.

Kapolresta Solo Kombes Asjima’in yang turun langsung ke lapangan sempat berdialog dengan perwakilan massa. “Saya harap rekan-rekan menjaga ketertiban. Demo boleh, tapi jangan sampai menggangu ketertiban,” tegas dia.

Aksi menolak kenaikan harga BBM juga terjadi di Kantor DPRD Solo Jumat siang. Dalam aksi tersebut, mereka membawa boneka pocong sebagai simbol kesengsaraan rakyat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya