SOLOPOS.COM - Bus tingkat wisata Werkudara yang diperkenalkan di Solo saat Jokowi menjadi walikota. Kini DKI Jakarta juga akan meluncurkan bus tingkat wisata serupa. (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO–Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo menjamin tidak akan menaikan tarif bus tingkat pariwisata Werkudara.

Kepala Bidang Angkutan Dishubkominfo Solo, Sri Indarjo, mengatakan sejak pengadaan bus tingkat pariwisata Werkudara 2011, harga tiket tidak pernah mengalami kenaikan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Di mana sewa penuh dikenai tarif Rp800.000 dengan perincian harga per tiket Rp20.000 per orang.

“Pada tahun 2013 pemerintah pernah menaikan harga BBM [bahan bakar minyak] dari Rp4.500 menjadi Rp6.500. Kami tetap tidak menaikan tiket bus [Werkudara],” ujar Indarjo ketika dijumpai wartawan di car free day (CFD), Minggu (23/11/2014).

Dia mengatakan kenaikan harga BBM yang mulai diberlakukan pemerintah pada Selasa (18/11) mempengaruhi biaya operasional bus. Salah satu kenaikan itu berdampak pada naiknya harga suku cadang bus.

“Dampak kenaikan BBM sangat luas hingga marambah ke semua sektor. Kami tidak akan gegabah menaikan tarif,” kata dia.

Dia menjelaskan tidak mudah menaikan harga tiket Werkudara. Salah satunya adalah harus merubah peraturan daerah (Perda) tarif bus Werkudara. Sedangkan untuk bahan bakar tidak terpengaruh karena sejak awal memakai solar non subsidi.
“Jika ingin merevisi tarif, kami harus merevisi [Perda]. Dan hingga kini tidak pernah ada revisi tarif meski harga BBM beberapa kali naik,” paparnya.
Menurut Indarjo sejak awal bus tingkat pariwisata Werkudara tujuannya adalah bukan mencari untung. Namun, lebih pada menyediakan transportasi wisata untuk masyarakat dan pencitraan kota.

“Kalau harga tiket dinaikan kami justru khawatir peminat bus [Werkudara] akan turun drastis. Kalau itu terjadi niatan Pemkot menarik wisatawan di Solo gagal,” kata dia.

Indarjo mengatakan harga tiket yang sekarang diterapkan menutupi biaya operasional bus Werkduara. Selama ini ongkos perawatan, kata dia, tidak terlalu besar karena bus hanya berjalan di dalam kota. Dimana salam seminggu rata-rata beroperasi sebanyak delapan kali.

“Ongkos operasional busbesar justru untuk bodi luar yaitu memasang stiker bergambar Werkudara,” katanya.

Dia menambahkan peminat bus tingkat Werkudara adalah sekolah dan instansi swasta yang ingin menikmati keindahan Kota Solo dengan bus tingkat. Setiap akhir pekan, dia mengatakan peminat bus berasal dari luar kota seperti Kabupaten Sragen, Kabupaten Madiun, Kabupaten Pacitan hingga Kabupaten Magelang.

Sementara itu, salah satu penumpang asal Boyolali, Sari, mengaku senang tiket bus tingkat pariwisata Werkudara tidak naik. “Kalau tujuan Pemkot [Pemerintah Kota] Solo menarik wisatawan dengan bus [Werkudara] sangat bagus asalkan harga tiket tidak mahal,” kata dia ketika dijumpai Espos di kantor Dishubkominfo, Minggu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya