SOLOPOS.COM - Ilustrasi pedagang eceran elpiji (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SRAGEN –  Kenaikan harga elpiji kemasan tabung isi 12 kg mulai 1 Januari 2014 membuat sejumlah pedagang eceran enggan menjual elpiji nonsubsidi tersebut. Mereka tak menyediakan elpiji kemasan tabung isi 12 kg karena emoh merugi.

Salah seorang pedagang, Ana, 43, mengungkapkan dirinya hanya berjualan elpiji kemasan tabung isi 3 kg sejak pemerintah mengumumkan kenaikan harga.  Pasalnya, kenaikan hingga Rp50.000/tabung itu dikhawatirkan membuat elpiji nonsubsidi tak laku.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Sebelum ada kenaikan harganya Rp86.000/tabung. Sekarang ambil dari agen itu harganya sudah sekitar Rp140.000/tabung. Ya keberatan juga kalau naiknya sampai segitu, sekarang memilih tidak ada stok elpiji jenis itu. Kalau ada tetangga yang membutuhkan elpiji 12 kg, baru kami beli ke agen. Dari pada dongkrok di kios, jualan saya tidak bisa jalan,” katanya saat ditemui Solopos.com di kiosnya yang berada di Gendingan, Sragen Tengah, Sragen, Minggu (5/1).

Terkait pasok elpiji 3 kg, Ana menuturkan selama ini masih lancar. Dia juga menyampaikan hingga kini belum ada pengguna elpiji 12 kg di wilayahnya yang mulai beralih menggunakan elpiji subsidi.

Di sisi lain, Ana mengaku kenaikan harga elpiji juga berpengaruh kepada usaha penjualan gabah seperti yang dijalankan oleh suaminya. Pasalnya, saat musim hujan tiba para pengusaha terpaksa mengeluarkan biaya tambahan membeli elpiji guna memanggang gabah yang biasanya dikeringkan dengan dijemur.

Biaya tambahan tersebut semakin membengkak lantaran harga elpiji 12 kg yang melambung. “Tadi sudah ambil elpiji 12 kg itu harganya sampai Rp150.000/tabung. Terpaksa tetap membeli dari pada nanti gabahnya tidak laku,” jelas dia.

Pedagang elpiji eceran di Kutorejo, Sragen Tengah, Nuryanto, 60, juga berencana tak lagi menjual elpiji 12 kg. “Kalau yang masih dijual saat ini stok sebelum ada kenaikan. Ya masih dijual dengan harga sebelum naik itu sekitar Rp83.000/tabung. Setelah habis nanti mau pindah jualan elpiji 3 kg saja,” jelasnya.

Senada, Nuryanto juga tak mau merugi jika tetap bertahan menjual elpiji 12 kg. Selain itu, sejumlah pembeli juga sudah menyampaikan niatan untuk berpindah ke elpiji 3 kg. “Sebelum rencana pindah ke elpiji 3 kg, saya sudah tanya ke pembeli yang rata-rata pedagang kuliner. Ternyata mereka juga tidak sanggup membeli dengan harga segitu. Karena kenaikan akan berpengaruh ke harga makanan yang dijual,” urai dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya