Soloraya
Senin, 22 Agustus 2022 - 17:27 WIB

Kenapa Kabupaten Wonogiri Dikenal Penghasil Mete? Ini Jawabannya

Muhammad Diky Praditia  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Proses pengemasan olahan mete di toko penjual mete Setia Rasa, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri, Minggu (10/4/2022). (Solopos.com/Lutfi Shobri Marzuqi)

Solopos.com, WONOGIRI — Kabupaten Wonogiri telah lama dikenal sebagai penghasil jambu mete. Permintaan produk olahan jambu mete pun tinggi sehingga produktivitas mete di Wonogiri dari tahun ke tahun terus meningkat.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Wonogiri, Baroto Eko Pujanto, mengatakan tanaman jambu mete dapat tumbuh baik di Wonogiri sejak dahulu. Hal itu lantaran kondisi geografis di Wonogiri mendukung tanaman tersebut tumbuh subur.

Advertisement

Tanaman jambu mete tidak banyak membutuhkan air. Perawatan tanaman pun relatif mudah.

“Tanaman ini bisa tumbuh di kondisi ekstrem sekalipun. Seperti daerah yang sulit air atau cuaca yang tidak menentu. Oleh karenanya, tanaman ini cocok tumbuh di Wonogiri. Sama halnya seperti tanaman singkong. Makanya selain terkenal metenya, di Wonogiri juga terkenal sebagai Kota Gaplek,” kata Baroto saat berbincang dengan Solopos.com di Kantor Dispertan Wonogiri, Senin (22/8/2022).

Advertisement

“Tanaman ini bisa tumbuh di kondisi ekstrem sekalipun. Seperti daerah yang sulit air atau cuaca yang tidak menentu. Oleh karenanya, tanaman ini cocok tumbuh di Wonogiri. Sama halnya seperti tanaman singkong. Makanya selain terkenal metenya, di Wonogiri juga terkenal sebagai Kota Gaplek,” kata Baroto saat berbincang dengan Solopos.com di Kantor Dispertan Wonogiri, Senin (22/8/2022).

Tanaman jambu mete merupakan tanaman musiman, yaitu bisa berbuah sekali dalam setahun. Biasanya, masa panen jambu mete saat musim kemarau menjelang penghujan. Pada saat panen raya, harga jambu mete bisa naik tetapi tidak signifikan. 

Baca Juga: Harga Tepung Terigu Naik, 1 Porsi Mi Ayam Wajan Wonogiri Jadi Segini

Advertisement

“Kalau luas tanam jambu mete, relatif sama meski ada peningkatan sedikit. Pada tahun 2017, luas area tanam seluas 20.636 hektare. Sedangkan tahun 2021 meningkat menjadi 20.741 hektare. Walaupun area tanam meningkat, luas area panen stabil. Dari 2017-2022 luas panennya 14.258 hektare,” jelas dia.

Adapun lima kecamatan penghasil mete terbanyak di Wonogiri secara berturut-turut, yaitu Kecamatan Jatiroto dengan total produksi 2.053 ton/tahun, Ngadirojo dengan total produksi 3.491 ton/tahun, Sidoharjo dengan total produksi 2.403 ton/tahun, dan Jatisrono dengan total produksi 1.967 ton/tahun. 

Baca Juga: Cerita Gaplek dan Busung Lapar di Wonogiri saat Masa Penjajahan Jepang

Advertisement

Sementara itu, penjual mete asal Jatisrono, Winarsih, mengatakan luas tanam tanaman jambu mete tidak seluas Kecamatan lain. Tetapi, Kecamatan Jatisrono merupakan pusat dari penjualan mete di Wonogiri. Hal itu lantaran di Kecamatan Jatisrono menjadi tempat para pengepul mete. 

Winarsih biasa menjual mete ose atau mete yang masih basah. Dia menjual metenya hanya kepada penjual mete lain yang menjual mete kering atau oven. Harga jual mete ose senilai Rp115.000/kg.

“Di Jatisrono banyak penjualnya. Mete yang ada, tidak hanya produk lokal Wonogiri. Banyak mete yang didatangkan dari luar Jawa, seperti Sumbawa dan Sulawesi,” ujar Winarsih. 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif