Soloraya
Rabu, 20 April 2022 - 23:00 WIB

Kenapa Ya Banyak Warga Laweyan Solo Saling Besanan? Ini Jawabannya

Wahyu Prakoso  /  Abu Nadzib  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Karyawan perempuan Batik Mahkota mencanting batik tulis bermotif abstrak di Batik Mahkota, Laweyan, Solo, Rabu (20/4/2022). Di wilayah Kampung Batik Laweyan banyak orang yang saling besanan dengan tetangga. (Solopos.com/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Kampung Batik Laweyan di Kota Solo, Jawa Tengah menyimpan mitos mengenai Bahu Laweyan. Konon memperistri orang Laweyan bisa cepat meninggal dunia.

Nyatanya mitos tidak terbukti namun sejumlah warga malah saling berbesanan di Kampung Batik Laweyan, Solo.

Advertisement

Salah satu warga setempat sekaligus Wakil Direktur Batik Mahkota Laweyan, Juliani Prasetyaningrum, menjelaskan Kampung Batik Laweyan banyak yang menjadi wirausahawan batik. Ada kecenderungan atau kaitannya dalam upaya mempertahankan kekayaan.

“Supaya kekayaan tidak dimiliki oleh orang luar. Maka sesama warga Laweyan saling berbesanan. Laweyan memiliki banyak putrinya, banyak putranya. Mungkin yang pengen menantu orang Laweyan banyak. Sementara orang Laweyan memprioritaskan orang Laweyan,” kata dia kepada Solopos.com, Rabu (20/4/2022).

Baca Juga: Rumah Tertua di Jawa Tengah Ada di Kampung Batik Laweyan Solo

Advertisement

“Mungkin dari sana muncul, meden-medeni anake dikandani gak usah golek wong Laweyan [Nakut-nakuti anaknya supaya tidak mencari jodoh warga Laweyan]. Laweyan marai Bahu Laweyan. Mungkin seperti itu, namun kami sebagi korban yang dituduh seperti itu malah enggak pernah mempelajari itu,” tambahnya.

Juli mengatakan suaminya Alpha Febela Priyatmono baik-baik saja sejauh ini setelah menikahi dirinya. Mereka telah dikarunia empat anak, tiga di antaranya menekuni usaha batik.

Menurut dia, banyak yang saling besanan sesama masyarakat Laweyan bahkan terjadi pernikahan antarsepupu sampai pernikahan antara pasangan dari satu buyut.

Advertisement

Juli pernah akan dijodohkan dengan warga Laweyan sebelum menikah dengan Alpha.

Baca Juga: Sejarah Solo: Laweyan, Kampung Batik Tertua di Indonesia

Dia menjelaskan pernikahan tersebut diduga berdampak banyak juragan batik memiliki genetik diabetes.

Sejumlah orang meninggal dunia dengan penyakit diabetes. Namun, belum ada penelitian tentang kaitan diabetes dengan pernikahan tersebut di Laweyan sejauh ini.

Advertisement
Kata Kunci : Laweyan Kampung Batik Besan
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif