SOLOPOS.COM - Bupati dan pimpinan PT JSN melepas burung hantu bersama-sama di persawahan Desa Sidoharjo, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Selasa (10/10/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — PT Jasamarga Solo Ngawi (JSN) memberikan bantuan 20 pasang atau 40 ekor burung hantu (Tyto alba) kepada para petani di 5 kecamatan, yakni Sidoharjo, Sragen, Ngrampal, Tanon, dan Sukodono. Bantuan burung hantu itu paling banyak diberikan di daerah yang dilewati jalur tol, yakni Sidoharjo, Sragen, dan Ngrampal. Populasi tikus banyak ditemukan di timbunan jalan tol.

Bantuan burung hantu itu diserahkan secara simbolis oleh Direktur Teknik dan Operasional PT JSN, M. Historya Ayanda, bersama Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, dan anggota DPRD Jateng, Untung Wibowo Sukawati, di Lapangan Sidoharjo, Sragen, Selasa (10/10/2023).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Kami mendapat bantuan 20 pasang burung hantu dari PT JSN untuk petani yang memiliki sawah di sepanjang area jalan tol. Rumah tikus banyak di pematang dekat tol atau di timbunan tol. Salah satu solusinya dengan menggunakan Tyto alba sebagai predator alami,” ujar Yuni, sapaan akrab Bupati Sragen.

Ia berharap 20 pasang burung hantu itu bisa berkembang biak sehingga populasinya lebih banyak. Dia meminta petani merawat dengan baik burung hantu itu.

PT JSN sejatinya sudah menyerahkan bantuan burung hantu tersebut sekitar tiga pekan lalu. Namun butuh masa karantina sebelum diserahkan ke petani. Karantina ini diperlukan supaya predator alami tersebut kerasan di rumah burung hantu (rubuha) yang sudah disiapkan.

Total ada 40 unit rubuha, separuh di antaranya bantuan dari JSN, sisanya dari Pemkab Sragen. “Satu unit rubuha itu untuk sepasang burung hantu. Kenapa lebih banyak rubuha? Untuk perkembangbiakan ke depan,” lanjut Bupati.

Direktur Teknik dan Operasional PT JSN, M. Historya Ayanda, menyebut satu pasang burung hantu harganya Rp850.000. Para ahli pertanian sudah membuktikan  Tyto alba efektif untuk mengontrol hama tikus. “Kalau menghilangkan sama sekali sulit. Burung hantu itu kan rantai makanan tikus agar populasi tikus terkendali. Sepasang tikus itu bisa berkembang biak sampai 2.000 ekor per tahun,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya