SOLOPOS.COM - Aksi panggung Kentroeng Rock ‘n Roll saat membawakan lakon Joko Umbaran The Rising Terror di Rumah Blogger Indonesia, Jajar, Laweyan, Solo, Minggu (23/6/2013) malam. Kelompok kesenian kontemporer ini, dinobatkan sebagai penampil terbaik di Festival Panggung Perempuan Sumatera 2013 yang digelar di Taman Budaya Lampung, Selasa-Sabtu (10-14/12/2013). (Mahardini NA/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Seniman Solo lagi-lagi mencetak prestasi. Kali ini, komunitas seni asal Solo, Kentroeng Rock ‘n Roll, dinobatkan sebagai Penampil Terbaik di ajang Festival Panggung Perempuan Sumatera 2013.

Dalam kegiatan yang berlangsung di Taman Budaya Lampung, Selasa-Sabtu (10-14/12) lalu, Kentroeng Rock ‘n Roll menampilkan kisah tiga istri ksatria, Drupadi, Srikandi, dan Banowati, yang mogok melayani suami. Aksi ini dilakukan untuk meminta suami mereka menghentikan Perang Barathayuda nyaris berkobar.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Penampilan Kentroeng Rock ‘n Roll menyuratkan pesan bahwa peperangan memang tidak pernah menyisakan apa pun. Banyak nyawa kepala keluarga terbuang percuma, anak menjadi yatim, dan istri menjadi janda. Kisah yang diwujudkan dalam permainan kentroeng kontemporer itu merupakan naskah adaptasi literatur klasik karya Aristophanes, Lysistrata. Dalam naskah aslinya, diceritakan para perempuan asal Athena dan Sparta menggelar aksi berhenti melayani suami mereka untuk menghentikan ancaman perang kedua negara. Di tangan Kentroeng Rock ‘n Roll, naskah ini kemudian dikaitkan dengan Perang Baratayuda.

“Dari tema yang disodori panitia, kami memilih Lysistrata. Lalu kami adaptasi naskah dalam bahasa Indonesia mendhok dengan latar Perang Barathayuda. Perempuan selalu ada di setiap kesempatan, di sini kami menonjolkan peran perempuan dalam menghentikan peperangan,” ungkap personel Kentroeng Rock ‘n Roll, Udyn Oepewe, ketika berbincang dengan wartawan di Taman Budaya Surakarta (TBS), Senin (16/12/2013).

Udyn membeberkan kejutan muncul saat tim pengamat yang terdiri atas Zani Mae (STSI Bandung), Tony Broer (Studi Teater Bandung), dan Erwin Yulden (Peneliti Sastra dan Teater dari Palembang), memberikan penilaian. Kentroeng Rock ‘n Roll yang kala itu pentas sebagai penampil tamu dari Pulau Jawa, justru dinobatkan sebagai salah satu dari 10 penampil terbaik di gelaran tersebut.

“Menurut tim pengamat, dari 10 penyaji asal Lampung, Jambi, Bengkulu, Medan, Palembang, Padangpanjang, dan Solo, kami termasuk dalam dua penyaji terbaik bersama Teater Satu Lampung,” ujarnya.

Berbeda dengan pementasan Kentroeng Rock ‘n Roll saat tampil di sejumlah kota di Pulau Jawa, kelompok kesenian dengan anggota Udyn Oepewe (bas rebana), YE Marstyanto (pendongeng, aktor pemeran Duryudana), Alfath Nuke (pianika, cak), Satriya Hatma (suling, cuk, rebana), Wasis (kendang, rebana), Suyut Nugrahawati (pemeran Srikandi, pencerita), Hartikaningsih (pemeran Drupadi, vokalis), dan Alfi (pemeran Banowati, pemain tamborin), ini tampil spesial dengan menghadirkan Dwi Mustanto, dalang wayang kulit, untuk memainkan fragmen terbunuhnya Lesmana dan Bisma.

Lewat prestasinya ini, Kentroeng Rock ‘n Roll kembali mendapatkan tempat pada pementasan di Festival Panggung Perempuan Sumatera 2014 mendatang. Kelompok kesenian ini dalam waktu dekat bakal tampil di Sumberlawang, Sragen, membawakan naskah yang sama.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya