SOLOPOS.COM - Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, saat membuka acara pelatihan fasilitator untuk pendamping percepatan penurunan stunting. (Solopos.com-Istimewa)

Solopos.com, SOLO– Belum ada kepala daerah yang mencari pendanaan ke luar negeri untuk program percepatan penurunan angka stunting kecuali Kota Solo.

Di satu sisi, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka berhasil mendapatkan dana hibah dari Uni Emirat Arab (UEA) untuk pembangunan Kota Solo, salah satunya untuk pendanaan program percepatan penurunan angka stunting.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menjelaskan ada pendanaan dari luar negeri untuk program percepatan penurunan angka stunting di Indonesia, antara lain United Nations Population Award, Johns Hopkins Program for International Education in Gynecology and Obstetrics, dan perusahaan asing.

“Ya memang lebih banyak upaya dari pemerintah pusat. Yang daerah belum. Solo menjadi percontohan. Satu-satunya yang bisa mengerahkan dukungan dari negara lain,” kata dia usai menghadiri puncak peringatan Hari Keluarga Nasional di Pendapi Gede kompleks Balai Kota Solo, Rabu (2/8/2023).

Berdasarkan data Pemkot Solo, ada dua versi data stunting, pertama hasil penghitungan melalui Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) pada 2023 sebanyak 4,32 % atau 1.050 kasus.

Jumlah itu meningkat dari tahun-tahun sebelumnya, yakni 3,17 % pada 2022; 1,96% pada 2021; 1,76% pada 2020; 1,36%  pada 2019; 1,46% pada 2018. Kedua, hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berbeda.

Angka stunting di Kota Solo menurut SSGI, 18,76% pada 2019, naik menjadi 20,40% pada 2021, dan turun menjadi 16,61 % pada 2022. Hasto mengatakan mengatakan angka stunting  Kota Solo 16,61 %  itu di bawah rata-rata nasional 21,6%.

“Saya berharap papda 2023 akhir ini sudah di bawah 14% mungkin turun menjadi 11%,” ungkapnya.

Menurut dia, tim pendamping keluarga dari unsur Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) sekitar 1.000 orang dikerahkan untuk upaya percepatan penurunan stunting. Bantuan bagi keluarga yang berisiko stunting tepat sasaran.

“Yang terjadi di Solo adalah ketepatan sasaran dalam memberikan bantuan,” ujarnya. Menurut dia, penyerapan anggaran untuk mengatasi stunting di Kota Solo mencapai 92%.

Menurut dia, anggaran untuk stunting di Dinas Kesehatan Kota Solo untuk memberikan bantuan makanan lokal sesuai arahan Presiden Jokowi, bapak asuh anak stunting, dan bantuan melalui program keluarga harapan (PKH).

“Yang paling besar dari PKH diawasi oleh Kementerian Sosial. DAK dari Dinas Kesehatan,” paparnya.

Hasto mengimbau keluarga untuk mengutamakan makanan lokal. Serta keluarga tidak boros membeli barang yang tidak jelas namun membeli makanan yang bernutrisi, antara lain membeli telur dan ikan.

Adapun Pemkot Solo akan menggunakan dana hibah Uni Emirat Arab (UEA) salah satunya untuk program pencegahan stunting. Sebanyak  969 ibu hamil dan baduta akan diberikan makanan selama lima bulan.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Solo, Purwanti, mengatakan pemberian makanan itu akan memberdayakan kelompok kerja dapur sehat untuk mengatasi stunting.

“Pokja Dahsyat akan menyediakan makanan bagi ibu hamil dan anak di bawah dua tahun. Makanan itu diberikan dua kali sehari,” kata dia kepada Solopos.com, Jumat (14/7/2023).

Menurut dia, DP3AP2KB Solo telah memiliki program serupa dengan dana tanggung jawab sosial perusahaan/CSR di empat kelurahan, yakni Kelurahan Mojosongo, Pucangsawit, Kauman, dan Pasar Kliwon. Bantuan makanan dari dana hibah UEA akan menyasar semua wilayah kelurahan di Kota Solo.

“Rencana kami memberikan makanan selama enam bulan namun dana hibah ini belum cair. Rencana kami enam bulan menjadi lima bulan. Berkurangnya bulan menambah sasaran penerima bantuan,” ungkapnya.

Menurut dia, alasan memberikan bantuan makanan kepada baduta berdasarkan hasil survei yang menunjukkan terjadinya stunting pada anak mulai berusia sembilan bulan sampai menjelang dua tahun. Enam bulan pertama anak cukup dengan air susu ibu (ASI). Pola asuh memberikan makanan pendamping ASI setelah enam bulan belum sesuai harapan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya