SOLOPOS.COM - Kepala SMPN 6 Solo Agus Siswanto. (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SOLO—Hampir setiap kali hujan lebat mengguyur Kota Solo halaman SMPN 6 Solo yang terletak di Semanggi, Pasar Kliwon itu selalu tergenang air hujan.

Kepala SMPN 6 Solo, Agus Siswanto, mengakui sekolahnya memang selalu menjadi langganan banjir. Dia mengungkap hal itu tidak lepas dari sejarah tempat tersebut. Menurut dia, konon dahulu lokasi SMPN 6 Solo dulunya adalah rawa.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Karena memang itu dulu rawa, makanya SMPN 6 itu kan posisinya di antara tebing, dan itu memang daerah limpahan air,” kata dia ketika ditemui Solopos.com di kantornya, Kamis (21/3/2024).

Dia mengatakan penyebab lain sekolahnya banjir adalah limpahan air dari anak Bengawan Solo. Memang jika diperhatikan gedung sekolah sangat berdekatan dengan Kali.

“Apalagi kalau Bengawan Solo penuh, Pintu Air Demangan itu pasti ditutup. Otomatis air dari dalam [kota] tidak bisa keluar, akhirnya kan airnya tambah terus. Nah sebetulnya SMPN 6 Solo banjir bukan karena Bengawan Solo, tapi limpahan air dari anak Bengawan Solo,” kata dia.

Dia mengatakan setidaknya setahun tiga kali pasti mengalami banjir terutama di halaman sekolah. Dia mengatakan terakhir kali banjir tahun lalu, namun air tidak terlalu tinggi sehingga sampai masuk kantor dan kelas.

“Terakhir tahun kemarin masih banjir. Tapi tidak terlalu tinggi, hanya di halaman, karena hujannya tidak terlalu deras. Selama sungai di depan itu penuh ya halaman pasti banjir sekitar 20-30 cm, tapi kelas sama kantor aman,” kata dia.

Guna mengantisipasi banjir tersebut, Dinas Pendidikan Kota Solo kemudian berencana memabangun ulang SMPN 6 Solo menggunakan dana hibah dari Uni Emirat Arab (UEA).

Agus mengata dalam perencanaan pembangunan itu bakal menaikan tanah hingga 1,3 meter dari tinggi halaman. “Nanti halaman naik setinggi rel gerbang itu, kemudian lantainya kelas dan kantor naik lagi 20 sampai 30 centimeter, sehingga air tidak sampai masuk kantor,” kata dia.

Dirinya menyambut baik pembangunan sekolah tersebut. Terlebih menurunya gedung SMPN 6 Solo sudah cukup tua dan tidak pernah diperbaiki sejak 1980-an. “Hanya yang depannya saja yang tambah [baru]. Tapi gedung aslinya kan hampir 60% masih itu gedung lama,” kata dia.

Dia mengatakan bakal memaksimalkan aset sekolah setelah gedung baru selesai dibangunan. Dia mengatakan fasilitas baru itu bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan pembelajaran dan prestasi anak. “SMPN 6 Solo itu kan sebenarnya fasilitas sudah lengkap, hanya saja karena faktor banjir itu,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya