SOLOPOS.COM - Ilustrasi pegawai negeri sipil (PNS). (JIBI/Kabar24/Dok.)

Kepegawaian Wonogiri, layanan konsultasi psikologi BKD kurang diminati.

Solopos.com, WONOGIRI — Pegawai negeri sipil (PNS) kurang berminat memanfaatkan layanan konsultasi psikologi yang disediakan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Wonogiri. Para aparatur sipil negara (ASN) masih berpikiran sempit bahwa layanan psikologi hanya untuk orang yang bermasalah.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Psikolog BKD Wonogiri, Ilham Wahyudi, saat ditemui Solopos.com di kantornya di kompleks Sekretariat Daerah (Setda), Jumat (24/3/2017), menyampaikan belum banyak PNS yang memanfaatkan layanan konsultasi psikologi sejak diaktifkan sejak 2010 lalu. Namun, hingga 2016 jumlah PNS yang memanfaatkan ada peningkatan.

Pada 2015 lalu, PNS yang memanfaatkan layanan itu kurang dari 100 orang. Tahun lalu tercatat ada 100 hingga 150 PNS yang memanfaatkan. Sebanyak 20 PNS di antaranya memanfaatkan layanan secara tatap muka.

Selebihnya online melalui berbagai media sosial (medsos). Saat ini jumlah PNS di lingkungan Pemkab Wonogiri tercatat 9.000-an orang. “Yang tatap muka sedikit karena kemungkinan besar para pegawai masih malu. Yang banyak secara online, mereka lebih terbuka menyampaikan apa yang dialami. Kami sifatnya pembinaan psikologi. Saya sebagai psikolog punya sumpah akan menjaga rahasia klien. Siapa pun yang memanfaatkan layanan identitasnya dijamin kerahasiaannya,” kata Ilham.

Dia meyakini para PNS sudah mengetahui adanya layanan konsultasi psikologi BKD. Namun, mereka masih berpikir pembinaan psikologis hanya untuk orang yang menghadapi masalah. Padahal, layanan psikologi juga mengakomodasi tes potensi diri, kejiwaan, kepribadian, IQ, dan sebagainya.

Oleh karena itu Ilham saat ini gencar menyosialisasikan layanan psikologi kepada para PNS yang bertugas di berbagai instansi, seperti sekolah, unit pelaksana teknis, puskesmas, dan lainnya. Ilham menginformasikan PNS yang memanfaatkan layanan tatap muka kebanyakan menghadapi masalah rumah tangga hingga memicu keinginan bercerai.

Ada PNS menghadapi persoalan yang dipicu persoalan kecil, seperti salah membuatkan minum hingga menimbulkan emosi meledak. Dia menilai pasangan yang menghadapi masalah seperti itu relatif lebih bisa dirukunkan.

Ada pula yang menghadapi masalah karena kehadiran orang ketiga. Pasangan yang menghadapi persolan itu sulit dirukunkan, tetapi bukan berarti tidak bisa.

Sedangkan pegawai yang memanfaatkan layanan secara online didominasi gangguan psikosomatis atau masalah pikiran yang memengaruhi kesehatan fisik. Kebanyakan mereka merasa cemas dengan kondisi lingkungan, seperti tak nyaman dengan pekerjaan, selalu kepikiran keluarga, menghadapi masalah keluarga, dan sebagainya.

Gangguan itu dapat menyebabkan asam lambung naik sehingga produktivitas pegawai bersangkutan menurun. “Ada pegawai yang ditangani atas rekomendasi atasannya. Tapi ada juga atas inisiatif sendiri. Prinsipnya kami berupaya agar PNS tetap produktif,” ulas Ilham.

Salah satu PNS, Bintoro, mengaku belum pernah memanfaatkan layanan psikologi BKD. Dia merasa baik-baik saja sehingga tak perlu memanfaatkannya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya