SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Suharsih/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi (Suharsih/JIBI/SOLOPOS)

BOYOLALI–Sejumlah petani di Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Boyolali dibuat pusing oleh serangan kera liar. Diduga, kera yang turun dari Gunung Merapi itu telah beranak pinak dan berdiam di jurang-jurang sungai setempat.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Salah satu petani jagung di Purwosari, Gedangan, Marjono, 41, mengatakan tanaman jagungnya di lahan seluas 1.200 m2 ludes akibat serangan kera tersebut.

“Saya sama sekali tak panen. Mungkin jika tak jagung, tak separah ini.”

Hal itu diungkapkannya saat ditemui Solopos.com, Rabu (26/12/2012). Dia menambahkan tanaman jagung usia 2,5 bulan di sekitar lahannya pun jadi sasaran. Marjono menengarai kawanan kera menyerang tanaman pada pagi dan sore.

“Sekalian saya babat hingga pangkal jagung biar tak habis duluan, lumayan untuk pakan sapi. Karena karakter serangannya, belum berpindah jika isi lahan belum habis,” imbuhnya.

Sementara petani Dung Manik, Gedangan, Anto, 35, menerangkan gerombolan kera itu merupakan pindahan dari kelompok yang pernah menyerang di Gendulan, Gedangan. “Serangan seperti ini merebak setelah erupsi Gunung Merapi terkini, tapi sepertinya kera sudah tinggal di sekitar sini. Jumlahnya ratusan,” imbuhnya.

Dia mengaku pernah menemui langsung gerombolan kera itu. Gerombolan kera itu tak takut berhadap-hadapan dengan manusia. “Kemarin [Selasa] saya di ladang dan kera bergelantungan di pohon, mereka tak takut,” ujarnya.

Upaya petani menanggulangi serangan itu, lanjut Anto, tak mempan. Jaring-jaring yang dipasang di tepian lahan tak membendung upaya kera memakan tanaman dan sayuran.  “Malah jaring biasa dibuka oleh kera yang besar, kemudian yang kecil-kecil masuk baru kera yang besar menyusul secara meloncat,” paparnya.

Serangan kera juga merepotkan petani Ngrancah, Gedangan. Khoirudin, 30, petani di sana, mengatakan perilaku kera bisa semakin brutal menyerang tanaman. Hal itu terjadi jika penunggu lahan tanaman mengusir dengan cara kasar.

“Seperti pendendam gitu, jika mereka dirusuhi malah balik ngrusuhi lebih nekat,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya