Soloraya
Minggu, 12 Januari 2020 - 05:00 WIB

Kera Liar dan Ayam Hutan Serang Lahan Petani Selo Boyolali

Tamara Geraldine  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepulan asap di lereng Gunung Merbabu di Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Boyolali. (Istimewa/Dok. Iswando)

Solopos.com, SOLO – Puluhan ekor hewan liar menyerang lahan pertanian warga di lereng Gunung Merbabu, tepatnya di Desa Selo, Boyolali, Jawa Tengah. Hewan liar itu menyerang akibat kebakaran lahan di lereng Gunung Merbabu.

Warga setempat hanya bisa pasrah melihat serangan hewan liar yang merusak ladang mereka. Salah satu warga sekaligus petani di Desa Selo, Boyolali, Suyitno, mengatakan hewan liar menyerang lahan pertanian sejak kebakaran melanda Gunung Merbabu.

Advertisement

“Sejak kebakaran, banyak kera, kijang, ayam hutan, dan burung yang memakan tanaman saya seperti wortel, kubis, brokoli di ladang saya. Hewan yang kerap kali merusak ladang warga yaitu ayam hutan dan kera ekor panjang. Selama ini, dua hewan liar ini saat ini memang kerap keluar dari hutan dan merusak tanaman di ladang warga,” ujarnya saat ditemui Solopos.com, Sabtu (11/1/2020).

Kera ekor panjang yang kerap muncul di ladang warga selalu berkelompok. Kemunculan hewan tersebut menyebabkan warga ketakutan. “Banyak warga yang takut saat melihat gerombolan kera yang berkelahi,” ujarnya.

Akibatnya, beberapa ladang pertanian warga yang mayoritas ditanami sayuran nyaris ludes. Padahal, tanaman sayur milik petani lereng Merbabu ini tinggal dua pekan lagi dapat dipanen.

Advertisement

“Hewan-hewan liar itu datang dan pergi pada jam-jam tertentu. Mereka akan datang saat warga sedang tidak berada di lahan pertanian. Sebagian tanaman brokoli, buncis dan daun bawang milik saya habis dimakan ayam hutan dan kijang. Tanaman yang dimakan ayam hutan beberapa masih bisa dipanen. Namun untuk tanaman yang dimakan kijang hampir semua habis,” imbuhnya.

Viral Kondektur Ganteng KA Bandara Solo Jadi Rebutan untuk Berselfie

Guna mengantisipasi datangnya hewan liar, beberapa petani memasang perangkap. Untuk mengatasi serangan kera ekor panjang, para petani membeli kotoran kera di daerah lain. Hal ini bisa membuat kera ekor panjang tidak berani mengambil makanan di lahan warga. Selain itu warga juga memasang jaring-jaring di lahan mereka.

Advertisement

Keluhan hewan liar itu juga disampaikan petani lainnya, Marinah, 45. Dia mengaku jengkel dengan ulah kera yang kerap merusak tanaman brokoli dan tomat di lahan miliknya. Dia kerap melihat kera itu memakan brokoli dan tomat muda.

“Saya tidak bisa menunggui lahan tiap hari. Karena kera itu hasil panen saya tidak maksimal,” kata Marinah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif