Taufiq Sidik Prakoso / Ponco Suseno / Ponco Suseno | SOLOPOS.com
Solopos.com, KLATEN — Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten membutuhkan waktu kurang lebih satu pekan guna meneliti kandungan makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan massal di Desa Karangdukuh, Kecamatan Jogonalan. Di sisi lain, kondisi warga yang mengalami keracunan massal di Klaten tersebut dikabarkan semakin membaik.
Sebagaimana diketahui, sejumlah warga Desa Karangdukuh, Kecamatan Jogonalan mengeluhkan sakit setelah diduga keracunan makanan di acara pengajian di kampung setempat, Minggu (18/12/2022) malam. Acara pengajian dihadiri sekitar 150 orang yang merupakan warga setempat.
Hidangan yang disajikan berupa makanan ringan dan lontong sayur. Sebagian besar warga awalnya mengeluhkan demam hingga perut sakit dan diare. Warga yang mengalami keracunan massal di Klaten mulai mendatangi puskesmas serta rumah sakit sejak Senin (19/12/2022) pagi.
Subkoordinator Surveilans Karantina Kesehatan dan Imunisasi Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Klaten, Mentes Hartanti, menjelaskan petugas puskesmas sudah mengambil sampel makanan yang diduga disantap warga yang mengalami keracunan.
Subkoordinator Surveilans Karantina Kesehatan dan Imunisasi Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Klaten, Mentes Hartanti, menjelaskan petugas puskesmas sudah mengambil sampel makanan yang diduga disantap warga yang mengalami keracunan.
Sampel tersebut selanjutnya dikirim ke Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta untuk dilakukan pemeriksaan kandungan yang ada di makanan yang disajikan.
Baca Juga: Perwira Polres Klaten Besuk Warga Karangdukuh Jogonalan yang Diduga Keracunan
Kasi Humas Polres Klaten, Iptu Abdillah, mengatakan pasien keracunan massal di Klaten yang menjalani rawat inap sudah mulai membaik.
“Untuk selanjutnya menunggu hasil laboratorium dari sampel makanan. Dari Satreskrim Polres Klaten sudah meminta keterangan beberapa saksi, yakni pemilik hajatan, juru masak, dan saksi warga sekitar,” kata Iptu Abdillah.
Warga yang menggelar pengajian, Sarwidi, 55, mengatakan kegiatan pengajian rutin yang digelar setiap 35 hari sekali. Dia menjelaskan makanan yang disajikan mulai dimasak sejak Minggu pagi.
Baca Juga: Puluhan Warga Karangdukuh Klaten Diduga Keracunan Makanan saat Acara Pengajian
Ada dua acara, yakni pada Minggu siang acara arisan keluarga. Sementara, pada Minggu malam digelar pengajian.
“Makanan yang disajikan pada siang dan malam itu sama. Di acara siang tidak ada yang mengeluh sakit. Yang mengeluh sakit yang datang saat acara malam,” kata dia.
Terdapat delapan orang menjalani rawat inap di Puskesmas Jogonalan 1, sebanyak 11 orang menjalani rawat inap di RSD Bagas Waras, serta satu orang menjalani rawat inap di RSUP dr Soeradji Tirtonegoro. Sementara, sejumlah warga yang mengalami keluhan sama menjalani rawat jalan setelah periksa di poliklinik desa, puskesmas, serta rumah sakit.
Hal itu berdasarkan data yang dihimpun dalam kejadian keracunan massal di Klaten dari petugas Dinkes.