Soloraya
Senin, 22 April 2013 - 23:45 WIB

KERACUNAN SUKOHARJO : Korban Keracunan Bertambah Jadi 72 Orang

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SUKOHARJO — Dinas Kesehatan Sukoharjo mencatat jumlah warga yang menderita gejala mirip keracunan makanan bertambah menjadi 72 orang.

Sebelumnya, sebanyak 49 warga dari sejumlah warga desa di Tawangsari menderita gejala mirip keracunan makanan seusai menyantap hidangan pesta ulang tahun (ultah) ke-5, putri pasangan Suparman-Nuriningsih, Jumat (19/4/2013) lalu.

Advertisement

Berdasarkan data dari P2PL DKK Sukoharjo, Senin (22/4/2013) siang, tercatat 28 orang masih menjalani rawat inap di RSUD Sukoharjo, RSMD Husada Mulia Tawangsari, Puskesmas Tawangsari dan Puskesmas Weru. Sedangkan 42 orang lainnya menjalani rawat jalan. Korban berasal dari 10 desa di empat kecamatan antara lain Kecamatan Tawangsari, Weru, Bulu dan Bendosari.

Kepala Bidang P2PL DKK Sukoharjo, Bejo Raharjo, ketika ditemui Solopos.com di Puskesmas Tawangsari, Senin, mengatakan semua pasien yang diduga menjadi korban keracunan makanan pesta ultah telah mendapatkan penanganan medis. Menurut Bejo, saat ini kondisinya sudah berangsur-angsur membaik.

“Semua pasien sudah tertangani. Lonjakan jumlah korban ini karena Minggu malam sebagian korban belum terdata. Kondisi korban secara umum sudah membaik. Dalam dua atau tiga hari ke depan, pasien yang dirawat inap sudah boleh pulang,” terangnya.

Advertisement

Menurut Bejo, Senin siang sejumlah petugas dari Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Tengah telah mengambil sampel makanan yang disajikan dalam pesta ultah. “Sampel makanannya sudah dibawa ke Semarang untuk diteliti. Hasilnya keluar dua-tiga pekan mendatang,” jelasnya.

Bejo mengungkapkan hasil penyelidikan tim DKK Sukoharjo dan tim Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menyimpulkan penyebab sementara keracunan makanan ini diduga dari bakteri yang terkandung dalam makanan nasi kuning yang disajikan dalam pesta ultah.

“Sementara mengarah ke nasi kuning. Karena makanan lain yang dibagikan belum kadaluwarsa. Dari hasil wawancara dengan juru masaknya, proses pemasakan dan pengolahan juga cukup higienis. Jadi kemungkinan ada kontaminasi bakteri dari bungkus makanan berbahan styrofoam,” paparnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif