Soloraya
Senin, 20 Mei 2013 - 22:16 WIB

KERACUNAN SUKOHARJO : Penyebab Keracunan Makanan di Tawangsari Akibat Bakteri

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SUKOHARJO — Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo menyatakan penyebab keracunan makanan massal di Desa Tangkisan, Kecamatan Tawangsari beberapa waktu lalu adalah bakteri Staphylococcus. Bakteri ini mengkontaminasi nasi kuning perayaan ulang tahun salah satu warga karena penyajian yang kurang higienis.

Kepala DKK Sukoharjo, Guntur Subiyantoro, mengatakan hasil lab dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah diterima pada awal pekan lalu. Baik dari sampel makanan maupun muntahan pasien ditemukan bakteri dan jamur (yeas). Selain itu, berdasarkan hasil lab juga tidak ditemukan unsur kimia berbahaya.

Advertisement

Hal ini diperkuat dengan temuan di lapangan. Infeksi saluran pencernaan akibat bakteri ini memakan waktu sehari setelah dikonsumsi. Selain itu, ke-49 korban keracunan juga mengalami panas sebelum mengalami gangguan muntah-muntah dan diare.

“Dari hasil lab yang kami terima hari ini kontaminasi bahan kimia berbahaya negatif. Sementara hasil yang ada, infeksi perut disebabkan bakteri dan jamur,” ujarnya saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Senin (20/5/2013).

Bakteri dan jamur yang terdapat pada makanan itu terjadi karena makanan kurang higienis. Akibatnya, saat dikonsumsi makanan menimbulkan infeksi di saluran pencernaan. Pada manusia, infeksi saluran pencernaan ini bisa menyebabkan muntah dan diare.

Advertisement

Guntur mengimbau kepada warga masyarakat untuk menjaga tingkat higienitas saat memasak maupun menyajikan makanan. Baik penyucian, pengolahan maupun penggunaan wadah harus dipastikan bersih dan higienis. Penyajian juga disarankan tertutup untuk menghindari hinggapan lalat. Pemilihan bahan makanan dan cara pembersihan sebelum disajikan juga seharusnya diperhatikan. Pasalnya, ia menilai kasus keracunan makanan yang terjadi di Sukoharjo selama 2010-2013 disebabkan oleh kasus yang hampir sama.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif