SOLOPOS.COM - Seorang pengrajin menjemur kursi berbahan dasar rotan di daerah Trangsan, Sukoharjo. (JIBI/SOLOPOS/Dok.)

Solopos.com, SOLO — Asosiasi Pengusaha Mebel Indonesia (Asmindo) Soloraya menggagas didirikannya terminal rotan untuk menjembatani kebutuhan investor dan pengrajin.

Ketua Asmindo Soloraya, Yanti Rukmana, menyampaikan meski sudah ada terminal rotan di Trangsan, Sukoharjo, tapi belum mampu mencukupi kebutuhan pengrajin karena modalnya terbatas. Selain itu, pengrajin rotan belum bisa memperoleh rotan murah karena beberapa penjual bahan baku tidak mengambil dari daerah penghasil langsung.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Menurut Yanti untuk bisa mengambil langsung dari daerah penghasil harus memesan dalam jumlah yang banyak. Selain itu, menurut Yanti saat ini belum ada standardisasi harga rotan sehingga beberapa distributor menjual dengan harga di atas rata-rata. Oleh karena itu, pihaknya ingin menghubungkan investor atau pedagang rotan dari daerah penghasil dengan pengrajin.

“Istilahnya kami memberikan jaminan ke investor dan pengrajin. Pengrajin terjamin untuk mendapatkan bahan baku. Sedangkan investor yakin pengrajin akan membayar kekurangan pembayaran pembelian bahan baku,” ungkap Yanti saat ditemui wartawan di The Sunan Hotel, Solo, Kamis (6/3/2014).

Dia menyampaikan terminal rotan tersebut akan berada di daerah Trangsan. Hal ini untuk mendekatkan bahan baku dengan pengrajin. Yanti menjelaskan pihaknya akan menggandeng Koperasi Trangsan Manunggal Jaya selaku pengelola terminal rotan dan pedagang bahan baku rotan.

Dia menceritakan ide tersebut muncul karena adanya tawaran dari DPP Asmindo untuk bekerja sama dengan pedagang rotan dari Sulawesi untuk membuat terminal rotan. Tawaran itu datang karena adanya larangan ekspor bahan baku yang menyebabkan persediaan rotan melimpah.

Selama ini kebanyakan pengrajin menggunakan rotan dengan diameter kecil karena sudah lama rangka menggunakan kayu/besi/alumunium. Akibatnya rotan dengan diameter besar sangat melimpah. Oleh karena itu, pihaknya juga akan mengadakan pelatihan pembuatan mebel dengan menjadikan rotan sebagai rangka.

Sementara itu Ketua Koperasi Trangsan Manunggal Jaya, Suparji, menuturkan perkembangan terminal rotan cukup baik. Dia menyampaikan bisa menjual 10 ton bahan baku dalam sebulan. Harga yang ditawarkan juga cukup murah, yakni Rp8.500-Rp18.000 per kilogram tergantung jenisnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya