SOLOPOS.COM - BEBEK BAMBU -- Seorang pengrajin menata aneka bentuk bebek yang terbuat dari akar bambu yang merupakan barang kerajinan khas Ceper, Klaten. (JIBI/SOLOPOS/Farid Syafrodhi)

BEBEK BAMBU -- Seorang pengrajin menata aneka bentuk bebek yang terbuat dari akar bambu yang merupakan barang kerajinan khas Ceper, Klaten. (JIBI/SOLOPOS/Farid Syafrodhi)

KLATEN – Kepingin tahu ada bebek yang bersepatu? Nah, silakan datang ke wilayah Kecamatan Ceper, Klaten. Memang ini bukan bebek betulan, melainkan bebek yang merupakan kerajinan akar bambu. Ternyata aneka bentuk bebek yang unik itu diminati oleh konsumen dari Prancis.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Salah satu perajin akar bambu di Dukuh Notorejo, Desa Jambukulon, Kecamatan Ceper, Sumaryono Setyoraharjo, mengatakan pada 20 Maret lalu ia telah mengirimkan sebanyak 1.200 pesanan berbentuk bebek, ke Perancis. Suvenir berbentuk bebek yang dikirimnya itu ada lima ukuran, yakni XL, L, M, S dan XS. Selain bebek, ia juga membuat kerajinan berbentuk badak, beruang, kura-kura dan landak.

Sebelum barangnya jadi, ia biasanya mengirimkan sampelnya terlebih dahulu ke pembeli, melalui surat elektronik atau email. “Kalau mereka suka dengan yang saya buat, mereka akan pesan lalu saya buatkan. Jadi sesuai pesanan saja,” ujar Sumaryono saat ditemui wartawan di rumahnya, Minggu (25/3/2012). Saat ini, suvenir yang paling diminati yakni suvenir bebek yang memakai sepatu. Dulu ia pernah membuat suvenir akar bambu yang dibentuk menyerupai jerapah dan gajah. Namun setelah ditawarkan ke pembelinya melalui email, ternyata tidak ada yang memesan.

Kualitas barang yang akan diekspor, ia pilihkan yang berkualitas nomor satu dan tanpa cacat. Sedangkan yang ia jual di kios pinggir jalan, menggunakan bahan baku biasa. “Kalau yang ekspor harus tidak ada cacat dan tambalan,” kata Sumaryono. Dulu ia pernah mengekspor ke Belanda dan Amerika. Namun sudah lama ia tidak mengirimkan ke sana lantaran perusahaan di kedua negera itu sudah gulung tikar. Selain melayani pembelian dari luar negeri, ia juga melayani pembelian dari kota lain, seperti Bantul dan Yogjakarta.

Saat kebanjiran orfer, ia sendiri kadang kewalahan dalam memenuhi permintaan dari luar negeri itu, sebab dalam proses pembuatan, ia sama sekali tidak dibantu oleh karyawan. Terkadang ia sampai lembur kalau pesanannya banyak. Ia bekerjasama dengan orang lain hanya dalam hal membatik suvernir. Sedangkan untuk pembuatanya dari awal hingga akhir ia kerjakan sendiri. “Kaki bebeknya tidak jejeg (tegak-red) saja, saya langsung mendapat komplain dari Perancis. Makanya kaki saya pasang sendiri,” ungkapnya.

Untuk suvenir yang akan dieskpor, ia memilih akar bambu ori yang tumbuh di tanah warna hitam sebab akarnya lebih kuat. Sedangkan bambu yang tumbuh di tanah berpasir, akar bambunya cepat keropos. Omzet yang ia dapat dari Perancis itu, rata-rata Rp17 juta. Agar para pembeli tidak bosan, ia pun melakukan inovasi dalam pembuatan suvenir. “Baru-baru ini dari Perancis memesan suvenir bebek yang memakai sandal jepit,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya