Soloraya
Minggu, 12 Juni 2022 - 20:04 WIB

Keramaian Tak Merata, Pemkot Solo Atur Ulang Kegiatan Komunitas di CFD

Wahyu Prakoso  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa (mengangkat tangan) saat tampil bersama murid SD Marsudirini Solo di simpang Ngarsapura, Minggu (12/6/2022) pagi. (Solopos/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) Solo bakal mengatur kegiatan atau event komunitas agar keramaian ajang Car Free Day atau CFD lebih merata sepanjang Jl Slamet Riyadi mulai dari Gendengan sampai Gladak.

Selama lima kali penyelenggaraan CFD pascavakum akibat pandemi Covid-19, kegiatan komunitas di ajang tersebut lebih banyak terpusat di Simpang Pasar Pon (Ngarsopuro) ke arah Gendengan. Sementara dari Ngarsopuro sampai Bundaran Gladak dan Jl Jenderal Sudirman cenderung sepi.

Advertisement

Hal tersebut disampaikan Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakoso dalam sambutannya pada kegiatan Solo Menyapu dan Resik-Resik CFD di Jl Slamet Riyadi, Ngarsopuro, Solo, Minggu (12/6/2022) pagi. Teguh menjelaskan CFD yang sudah digelar lima kali itu setelah tutup sementara itu masih uji coba.

Dalam evaluasi umumnya tidak ada keluhan masyarakat karena masyarakat bebas beraktivitas di jalur CFD kecuali pedagang kaki lima (PKL). “Kami membuka tempat untuk kegiatan UMKM di Balai Kota Solo, Benteng Vastenburg, dan Galabo,” katanya.

Advertisement

Dalam evaluasi umumnya tidak ada keluhan masyarakat karena masyarakat bebas beraktivitas di jalur CFD kecuali pedagang kaki lima (PKL). “Kami membuka tempat untuk kegiatan UMKM di Balai Kota Solo, Benteng Vastenburg, dan Galabo,” katanya.

Namun, lanjutnya, pusat keramaian CFD Solo masih berada di simpang empat Gendengan sampai simpang Ngapeman. Hal ini karena banyak kegiatan di jalur itu serta PKL berjualan di city walk.

Baca Juga: Diramaikan Owah Gerr Band, Begini Kemeriahan HUT Ke-12 CFD Solo

Advertisement

“Misalkan yang mengajukan izin dari kegiatan kelompok industri, sekolah, atau instansi apa pun nanti kami berikan slot daerah yang sepi itu. Untuk menggeser. Kalau mereka punya konsumen, maka dia akan ramai,” ungkapnya.

Keluhan PKL CFD

Menurut Teguh, upaya itu untuk membuat keramaian CFD juga merata dari simpang Purwosari sampai Balai Kota Solo setiap Minggu. Namun saat ditanya apakah akan diterapkan pekan depan, Teguh menjawab diplomatis.

Baca Juga: Solo Menyapu & Resik-Resik CFD Angkut 160 Kg Sampah Dibuang Sembarangan

Advertisement

“Evaluasi terus berjalan. Keputusannya kan tidak sendiri. Keputusannya Wali Kota Solo berdasarkan masukan dari seluruh stakeholders,” ungkapnya.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Minggu pagi, kondisi paling padat memang berada di simpang empat Gendengan sampai Ngapeman. Sejumlah instansi pendidikan, perusahaan swasta, dan instansi lainnya mengadakan acara di sepanjang jalur itu.

Sementara itu, sejumlah warga khususnya PKL menyampaikan keluhan mengenai CFD yang sepi di kawasan Jl Jend Sudirman melalui Unit Layanan Aduan Surakarta (ULAS). Salah satunya pelapor dengan keterangan nama Menik.

Advertisement

Baca Juga: Seru Abiss! Warga Solo Antusias Resik-Resik CFD

Dia menanyakan kepada Wali Kota Solo alasan lapak pedagang dibedakan. Biasanya omzet berjualan selama CFD bisa menopang keluarganya meskipun CFD hanya sepekan sekali. Namun sejak uji coba CFD lapaknya berpindah ke Galabo dan kondisinya malah sepi.

Hal serupa disampaikan pelapor atas nama Azis Nugroho yang menjelaskan pedagang yang berjualan di simpang Ngapeman ke timur harus berjualan di Benteng Vastenburg.

“Sepi karena tidak dilewati pengunjung CFD. Beda dengan saat berjualan di Jl Slamet Riyadi. Wong cilik gresek receh diangel-angel. Salam sehat Mas Wali,” tulisnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif