Soloraya
Rabu, 9 Agustus 2023 - 17:07 WIB

Kerap Makan Korban, Pohon Tua Raksasa di Desa Nambangan Wonogiri Dipangkas

Muhammad Diky Praditia  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga memangkas pohon tua raksasa setinggi 20 meter di Desa Nambangan, Selogiri, Wonogiri, Rabu (9/8/2023). (Istimewa/Suparno)

Solopos.com, WONOGIRI — Pohon tua berukuran raksasa yang sudah sejak lama menjadi ikon di Desa Nambangan, Kecamatan Selogiri, Wonogiri, dipangkas dahan dan rantingnya.

Hal itu dilakukan agar pohon yang diperkirakan berusia ratusan tahun itu tidak membahayakan pengguna jalan dan warga sekitar. Sebelumnya, beberapa kali dahan pohon itu patah dan menimpa pengendara motor, bahkan ada yang sampai meninggal dunia.

Advertisement

Kepala Desa Nambangan, Suparno, mengatakan pohon beringin dan pohon asem itu sudah ada sejak puluhan bahkan ratusan tahun lalu. Pohon itu menjulang setinggi sekitar 20 meter dan berdiameter kurang lebih tiga meter.

Beberapa kali pohon tua raksasa yang terletak persis di pinggir jalan alternatif Wonogiri-Sukoharjo di Desa Nambangan, Selogiri, Wonogiri, itu memakan korban. Dia menjelaskan dahan dan ranting pohon besar itu kerap patah dan menimpa beberapa bangunan di bawahnya.

Advertisement

Beberapa kali pohon tua raksasa yang terletak persis di pinggir jalan alternatif Wonogiri-Sukoharjo di Desa Nambangan, Selogiri, Wonogiri, itu memakan korban. Dia menjelaskan dahan dan ranting pohon besar itu kerap patah dan menimpa beberapa bangunan di bawahnya.

Dahan patah paling sering terjadi saat musim penghujan. Ada pula yang menimpa pengendara sepeda motor. Satu kasus di antaranya menyebabkan satu pengendara sepeda motor meninggal dunia akibat tertimpa dahan patah dari pohon itu.

“Pohon itu dipangkas, bukan apa-apa, itu hanya bertujuan agar memberi rasa aman untuk warga sekitar ketika melintas di bawah pohon itu. Beberapa kali kejadian ada orang yang tertimpa ranting dan dahannya,” kata Suparno kepada Solopos.com, Rabu (9/8/2023).

Advertisement

Warga sudah sepakat dahan dan ranting pohon tersebut dipangkas. Tetapi mereka meminta agar pohon besar itu tetap hidup karena dinilai sudah menjadi ikon Desa Nambangan sejak dulu kala. 

Para tokoh masyarakat Desa Nambangan juga melarang pohon itu ditebang. Suparno tidak tahu pastinya berapa usia pohon beringin dan pohon asem di Dusun Nangger itu.

“Itu sejak saya kecil saja ukurannya sudah segitu. Mungkin sudah ratusan tahun. Para tokoh masyarakat tidak mengizinkan pohon itu ditebang, katanya cukup dipangkas,” kata dia.

Advertisement

Suparno menyebut butuh waktu empat sampai lima hari untuk memangkas pohon itu. Pemerintah desa berencana memangkas pohon legendaris Desa Nambangan itu hingga tinggal setinggi lima meter dari yang semula sekitar 20 meter. 

“Warga ingin agar tempat di situ tetap rimbun dan rindang. Dilihat juga bagus,” ucap Suparno.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif