SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Solopos.com)--Kerabat Paku Buwono XIII Habangehi dan abdi dalem Keraton Solo mengadakan upacara Wilujengan Nagari Mahesa Lawung di Sitinggil Lor Keraton Kasunanan, Senin (4/3/2011), untuk mengawali upacara Sesaji Mahesa Lawung di Alas Krendowahono, Karanganyar.

Dalam ritual tersebut, ulama dan abdi dalem keraton memanjatkan doa untuk keselamatan negara. Upacata dilengkapi sesaji berupa ayam panggang, kelapa muda, nasi putih, bunga tujuh rupa dan kepala kerbau yang masih dibungkus kain putih.
Menurut Pengageng Museum Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, KGPH Puger, kepala kerbau adalah simbol kebodohan yang harus diperangi.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Prosesi pemendaman kelapa kerbau di Alas Krendowahono menjadi simbol bahwa kebodohan harus dipendam sedalam-dalamnya,” tutur Puger saat ditemui seusai upacara.

Puger menambahkan, dulu upacara Mahesa Lawung untuk menghormati para leluhur. Namun, sekarang lebih berkembang karena doa juga dipanjatkan untuk keselamatan negara. “Kami harap Indonesia menjadi negara yang aman, tentram dan makmur,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, pihaknya mengundang sejumlah mahasiswa Jurusan Ssatra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo untuk mengikuti ritual adat. Puger berpendapat upacara ritual seperti Mahesa Lawung harus diketahui generasi muda agar di masa mendatang dapat ikut melestarikannya.

m99

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya