SOLOPOS.COM - Peti berwarna cokelat yang disebut ancak canthoko berisi 10 karung beras, masing-masing karung diisi 2,5 kg beras dibuka para abdi dalem di Masjid Agung Solo dalam acara Gelaran Hajad Dalem Maringaken Zakat Fitrah Dalem Pasa Alip-1955, Kamis (28/4/2022) malam. (Solopos/Gigih Windar Pratama)

Solopos.com, SOLO — Hajad Dalem Maringaken Zakat Fitrah Pasa Alip 1955 yang digelar Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat ke Masjid Agung Solo berlangsung khidmat, Kamis (28/4/2022) malam.

Bersamaan dengan Malam Jumat Kliwon, prosesi Hajad Dalem Maringaken Zakat Fitrah berlangsung mulai pukul 21.00 WIB. Para abdi dalem pembawa zakat fitrah bertolak dari Kori Kamandungan menuju Masjid Agung Kota Solo.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Iring-iringan abdi dalem membawa lentera diiringi lantunan lagu puji-pujian. Abdi dalem juga membawa dua jolen dan tiga belas ancak canthoko. Semuanya dibawa dalam iring-iringan menuju Masjid Agung Solo.

Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menyerahkan dua bentuk zakat fitrah ke Masjid Agung Solo. Di dalam jolen atau peti kaca, pertama berisi uang di dalam bokor yang ditutupi kain merah. Sedangkan di jolen kedua ada sekarung beras dengan berat 25 kilogram.

Di belakang dua jolen, para abdi dalem membawa peti berwarna cokelat atau yang disebut ancak canthoko berisi 10 karung beras. Masing-masing karung diisi 2,5 kg beras.

Baca Juga: Ribuan Abdi Dalem Keraton Solo Dapat Kekucah Dari PB XIII, Apa Isinya?

Iring-iringan pembawa zakat fitrah itu kemudian masuk ke dalam Masjid Agung Keraton Solo pada pukul 21.30 WIB. Mereka disambut M Muhtarom selaku penerima. Doa kemudian dipanjatkan sebagai ungkapan bahwa zakat dari Keraton Solo sudah diterima.

Iring-iringan abdi dalem kemudian kembali setengah jam setelahnya, membawa jolen dan ancak canthoko yang sudah kosong. Tetap dengan puji-pujian yang dinyanyikan hingga masuk ke dalam Kori Kamandungan.

Baca Juga: Penasaran Isi Kamar Pangeran Dan Putra Mahkota Keraton Solo? Intip Yuk!

Kerabat Keraton Solo, RM Suryo Gyanendra, yang juga ikut dalam rombongan pengantar zakat mengatakan tradisi ini terus dijaga sebagai penanda bahwa Keraton Solo menjalankan Rukun Islam.

“Tradisi ini sudah berlangsung sejak lama, sejak zaman Mataram Islam, dan merupakan bentuk bagaimana Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat masih berpegang teguh terhadap ajaran Islam,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya