Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian
Hal itu diungkapkan Pengageng Museum dan Pariwisata Keraton Kasunanan Surakarta, GPH Puger saat ditemui wartawan Minggu (8/4/2012). “Tahun ini saya coba benahi, sektor-sektor yang bisa menjadi potensi akan dibuka untuk umum. Seperti Kapustakan tidak hanya dibuka untuk para peneliti tapi juga dibuka untuk wisatawan umum,” katanya.
Selain Kapustakan atau perpustakaan Keraton, ruang penyimpanan kereta atau museum juga dibuka sebagai obyek wisata. Selain pembenahan fisik, Puger juga mulai melakukan inovasi dengan menempatkan empat prajurit Keraton untuk berjaga rutin tiap hari di depan Kamandungan. “Inventarisasi potensi fisik dan nonfisik Keraton terus dilakukan. Bersama Pemkot, kita mapankan lagi Solo sehingga masyarakat lebih sejahtera,” imbuhnya.
Puger melanjutkan potensi-potensi fisik Keraton yang akan dihidupkan lagi seperti Taman Raja Keraton Kulon, Toersino Poeri, Pasar Keputren dan Panti Usada. Nama yang disebut terakhir merupakan sentra atau pusat pengobatan tradisional Keraton. Praktiknya akan mengkombinasikan ilmu pengobatan modern seperti menjaga higienitas racikan obat. “Untuk ruang pengobatan atau Panti Usada tinggal tunggu waktu. SDM sudah ada,” ujar dia.
Hanya saja, Puger mengungkapkan pihaknya belum mempunyai cukup dana untuk menghidupkan seluruh aset-aset Keraton itu. Untuk menghidupkan aset-aset tersebut menggunakan dana dari pemasukan Keraton dari sektor wisata. Rencananya, Keraton akan mengajukan permohonan dana kepada pemerintah pusat, Pemkot Solo, lembaga dunia dan para donatur. Disinggung biaya wisata Keraton, Puger menyatakan ada. Hanya menurut dia nilainya cukup terjangkau. Tarif tiket wisata di Keraton Kasunanan Surakarta berkisar Rp2000 hingga Rp8000.