SOLOPOS.COM - Kompleks Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat di Kota Solo. (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Keraton Solo akan menggelar pentas wayang kulit semalam suntuk untuk menandai berakhirnya bulan Sura pada Sabtu (27/8/2022) pukul 19.30 WIB. Acara itu akan dilangsungkan di Kori Kamandungan Kompleks Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dengan diikuti sekira 1.500 peserta.

Informasi tersebut diperoleh Solopos.com dari undangan untuk awak media yang beredar via Whatsapp (WA), Rabu (24/8/2022). Surat tersebut ditandatangani Pengageng Parentah Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, KGPH Adipati Dipokusumo.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Di bagian atas sebelah kiri disebutkan perihal surat yakni permohonan liputan Hajad Dalem Tutup Wulan Sura Tahun Ehe 1956. Sedangkan Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, KP Dani Nur Adiningrat, saat dihubungi Solopos.com, Rabu, mengatakan dalang pentas wayang nanti yakni KGPH Benowo.

Namun untuk lakon atau kisah yang akan dimainkan pada pentas wayang kulit di Keraton Solo nanti, Dani mengatakan masih dirahasiakan. Dengan begitu masyarakat Solo atau penonton akan merasa penasaran dan menanti-nantikan lakon yang akan dimainkan.

“Lakon tidak diberitahukan, biasanya nanti penonton penasaran, sehingga bisa mengikuti pentas wayang itu. Untuk dalangnya KGPH Benawa,” ujarnya.

Baca Juga: Keraton Solo Punya 9 Meriam Pusaka, Ini yang Paling Keramat

Wayang Pusaka Keraton

Dani menjelaskan pentas malam itu kemungkinan menggunakan pusaka dari Keraton. “Biasanya menggunakan pusaka Keraton. Tapi saya belum tahu pusaka wayang yang mana. Seingat saya dulu kali terakhir pentas wayang pakai pusaka Kanjeng Kiai Kanyut. Sudah lama,” urainya.

Menurut Dani, ada beberapa wayang pusaka di Keraton Solo. Ia tidak bisa memastikan pusaka mana yang akan dipakai saat pentas wayang kulit di Keraton Solo, Sabtu nanti. “Yang terkenal wayang pusaka Kanjeng Kiai Kanyut dan Kanjeng Kiai Kadung, dan beberapa yang lain,” sambungnya.

Dani menambahkan wayang pusaka Kanjeng Kiai Kadung pernah dipinjam Soekarno dan Soeharto untuk pementasan. Tapi yang terpenting dari pertunjukan wayang itu, menurut Dani, adalah esensi dari pementasan berupa harapan atau doa.

Baca Juga: Keraton Solo Pernah Punya Tradisi ala Gladiator Lho, Namanya Rampogan Macan

“Dalam tradisi masyarakat Jawa, yang namanya pagelaran wayang biasanya judul atau lakonnya mengandung doa atau harapan. Yang pasti harapan dan doa dari Keraton adalah kebaikan untuk keluarga Keraton, serta bangsa Indonesia,” ujarnya.

Dani mengimbau masyarakat umum yang ingin menyaksikan pagelaran wayang semalam suntuk dalam rangka berakhirnya bulan Sura, agar tetap menerapkan protokol kesehatan. Seperti memakai masker, menjaga jarak dan pakai hand sanitizer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya