SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Banyumas–Keluarga besar Keraton Surakarta menggelar ritual tahunan ngalap berkah (mencari berkah) di Lokawisata Baturaden, Kabupaten Banyumas, Selasa (12/1).

Kendati tidak dihadiri Raja Keraton Surakarta Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan (SISKS) Paku Buwono XIII Tedjowulan, ritual yang digelar untuk kedua kalinya tampak dipadati ratusan masyarakat sekitar Lokawisata Baturaden.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Ritual tersebut diawali arak-arakan sesaji dan gunungan yang dibawa para abdi dalem menuju salah satu sudut Lokawisata Baturaden yang diyakini sebagai tempat patilasan Gusti Kenconowungu (kerabat Keraton Surakarta).

Sesampainya di patilasan tersebut, sesaji berupa buah-buahan, dua tumpeng kecil, minuman, dan sejumlah makanan tradisional, diserahkan kepada Gusti Kanjeng Ratu Alit (kakak SISKS Paku Buwono XIII Tedjowulan yang merupakan putri tertua Paku Buwono XII, red.) untuk diletakkan pada sebuah gubuk kecil yang tutupnya terbuat dari daun kelapa.

Setelah itu diakhiri dengan pembacaan surat Al Fatihah dan doa untuk memohon berkah kepada Tuhan Yang Mahaesa.

Sementara gunungan yang terdiri “pala kependem” (umbi-umbian), “pala kasempar” (buah/sayuran di atas tanah), dan “pala gantung” (buah-buahan yang menggantung), dibawa kembali untuk diperebutkan kepada masyarakat.

Acara diakhiri kenduri atau makan bersama dengan makanan yang dibawa sendiri-sendiri oleh masyarakat.

Akan tetapi sebelum kenduri tersebut dimulai, satu per satu nasi tumpeng yang dibawa perwakilan kelompok masyarakat terlebih dulu dibelah oleh Gusti Kanjeng Ratu Alit.

Terkait kegiatan tersebut, salah satu sesepuh Keraton Surakarta Gusti Kanjeng Pangeran Haryo Adipati Sosronegoro mengatakan, ritual ini digelar di Baturaden karena adanya keterkaitan sejarah antara masyarakat Banyumas dengan Kerajaan Mataram khususnya Keraton Surakarta.

“Kami dari Keraton Surakarta sangat mendukung kegiatan yang bernuansa budaya ini. Bahkan, kami berharap tradisi ini terus dilestarikan,” katanya.

Menurut dia, kegiatan ini banyak mengajarkan kebaikan, antara lain dengan adanya kenduri atau makan bersama.

Dia juga mengaku kagum terhadap antusiasme masyarakat untuk mengikuti kegiatan ritual tersebut.

“Masyarakat yang menghadiri kegiatan kali ini terlihat mengalami peningkatan dibanding tahun lalu,” katanya.

ant/fid

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya