Solopos.com, SOLO–Ontran-ontran Keraton Solo yang tak kunjung usai berpengaruh pada sepinya pengunjung Museum Keraton Solo, Selasa (27/8/2013). Bahkan, tidak jarang wisatawan kecele saat berkunjung ke Keraton.
“Saya tadi masuk ke dalam. Tapi diberi arahan petugas disuruh muter-muter dulu. Untuk masuk ke dalam Keraton tidak bisa,” ujar Ridwan, 25, warga Sumatera, saat ditemui di lokasi, Selasa.
Pihaknya mengaku kecewa karena tidak bisa masuk ke dalam Keraton. Dari keterangan petugas, kata dia, Keraton sedang ada hajatan tertentu. “Saya datang jauh-jauh dari Sumatera. Tapi sampai sini tidak bisa melihat kondisi Keraton dari dekat,” terangnya.
Sementara itu, Wakil Pengageng Sasana Wilapa Kanjeng Pangeran (K.P.) Winarno Kusumo, mengatakan museum tetap buka. “Tapi kondisinya masih sepi. Kalau hari biasanya sejak pagi sudah ramai,” kata dia.
Winarno mengatakan saat hari biasa kunjungan wisata ke museum cukup ramai. Kala ramai, penjualan tiket mencapai 300 lembar. Dia tidak berani menyimpulkan sepinya pengunjung karena kericuhan di Keraton saat ini. “Tidak bisa disimpulkan seperti itu,” kata dia.
Winarno mengatakan, museum ditutup Senin kemarin saat terjadi ontran-ontran Keraton. Tidak menutup kemungkinan, kata dia, museum penyimpan koleksi benda bersejarah ini tutup apabila situasi kembali genting. Museum Keraton Solo merupakan salah satu museum di Kota Solo.
Di tempat itu, tersimpan koleksi berupa artefak, lukisan, diorama, hingga patung. Pengunjung juga dapat menyaksikan Sasana Sewaka, yakni bagian penting dari bangunan Keraton Solo yang digunakan untuk menggelar Jumenengan atau perayaan ulang tahun kenaikan tahta.
Sementara Panggung Songgobuwono adalah menara yang tampak gagah di belakang Bale Roto dan sering dijadikan simbol untuk menggambarkan Kota Solo dan Keraton Solo.
Wakil Pengageng Museum, KRMH, Satryo Hadinagoro, mengaku para petugas museum kecapekan. “Sampai saat ini sebagian penjaga museum masih istirahat,” ujarnya.