SOLOPOS.COM - KasunananSurakarta Hadiningrat mengali kuburan untuk memakamkan salah satu kerbau keturunan kiai Slamet yang mati di Alun-alun kidul, Sabtu (20/6/2015) (Sunaryo HB/JIBI/Solopos)

Kerbau bule Keraton Solo bernama Kiai Juki mati siang tadi.

Solopos.com, SOLO — Kerbau bule Keraton Solo bernama Kiai Juki mati, Sabtu 920/6/2015) pukul 11.00 WIB. Tujuh orang abdi dalem keraton menggali tanah di sebelah timur kandang kerbau Kiai Slamet milik Keraton Solo yang berlokasi di sebelah selatan Alun-Alun Kidul, Sabtu (20/6) sekitar pukul 16.00 WIB.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Mereka menyiapkan liang lahat dengan luas 1,5 X 2 meter untuk salah satu kerbau milik Keraton Solo.

Pada saat mati, Juki berumur enam tahun. Kerbau bule tersebut lahir pada tanggal 12 Juni 2009.

Kiai Juki mati karena sakit demam yang telah dideritanya sejak dua pekan lalu. Selama dua pekan, Kiai Juki mendapatkan perawatan khusus dari dokter hewan. Namun, karena secara fisik dimungkinkan kondisinya terus menurun, sehingga Kiai Juki mati.

Serati atau perawat Kiai Juki, Agus Tri Joko, mengatakan selama dua pekan Kiai Juki tidak mau makan sama sekali. Sehingga, kesehatannya semakin menurun.

Kata dokter, lanjut dia, Kiai Juki terserang demam dan panas dalam yang diakibatkan karena pancaroba atau perubahan musim yang tidak menentu.

Pihaknya juga telah memberi Kiai Juki dengan obat tradisional, yaitu gula jawa dan dikasih jahe. Ramuan ini dipercaya bisa memngembalikan kesehatan sang kerbau.

Dia juga mengatakan sebenarnya dua hari sebelum mati, kondisi fisik Kiai Juki telah membaik dan kerbau tersebut sudah mau makan rumput. Namun, sekitar pukul 11.00 WIB, kerbau tersebut langsung tergeletak di kubangan air yang ada di timur kandang.

“Tidak ada firasat atau tanda-tanda Kiai Juki akan meninggal dunia, karena sebelumnya kondisinya membaik,” katanya kepada wartawan di lokasi pemakaman.

Sebelum dikebumikan, bangkai Kiai Juki akan dimandikan terlebih dahulu dan akan dikafani seperti manusia saat dikebumikan. Selain ditutup kain kafan, bangkai kerbau juga akan ditutup dengan plastik, supaya tidak bau.

“Prosesi pemakaman kerbau jantan tersebut akan dilaksanakan seusai salat Tarawih [Sabtu],” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya