SOLOPOS.COM - Seekor kerbau diamankan setelah diamankan setelah menyeruduk warga.(Espos/Farida Trisnaningtyas)

Seekor kerbau diamankan setelah menyeruduk warga.(Espos/Farida Trisnaningtyas)

Hawa dingin sisa-sisa hujan deras masih terasa menyapu kulit ketika ribuan peserta Kirab Maeso sibuk menempatkan diri di halaman kantor Kabupaten Boyolali, Jumat (2/3/2012), siang. Berbagai spanduk berisi dukungan proyek relokasi kantor kabupaten juga bertebaran diusung peserta.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Namun perhatian penonton kirab yang menandai awal relokasi kantor kabupaten Boyolali tersedot pada seekor kerbau yang baru saja mengamuk dan melukai seorang penonton. Ya, kerbau jantan itulah tokoh utama dalam kirab tersebut. Wajah kerbau tampak garang, sedangkan di bagian mulutnya sedikit berdarah. Enam orang khusus dikerahkan untuk memegangi kerbau tersebut supaya tidak mengamuk lagi.

Tapi si kerbau benar-benar sulit dikendalikan. Penonton yang berpakaian merah pun diminta menyingkir karena dianggap bisa memancing kerbau kembali mengamuk. Ketika Bupati Boyolali, Seno Samodro, mengangkat bendera untuk mengawali kirab, si kerbau sempat membuat heboh lagi. Tiba-tiba kerbau tersebut menyeruduk mobil di dekatnya. Beruntung setelah itu kerbau bisa ditenangkan dan berjalan memimpin kirab, meski tetap dikendalikan dengan tali yang dipegangi enam orang. Di sepanjang jalan, kerbau juga beberapa kali sempat hampir mengamuk.

Ya, itulah suasana meriah yang terekam dalam acara Kirab Maeso yang menjadi awal relokasi kantor kabupaten. Sebanyak 30 tim kesenian turut ambil bagian dalam prosesi yang kental beraroma budaya Jawa tersebut. Sebut saja topeng ireng, reog, drum band dan berbagai elemen masyarakat. Kirab yang diikuti sekitar 8.000 orang tersebut menarik perhatian ribuan orang, karena memang jarang ada gelaran kirab di Kota Susu. Jajaran pejabat Pemkab, serta tokoh-tokoh masyarakat juga terlibat dalam kirab ini.

“Kirab ini menandai proyek pembangunan kantor kabupaten. Terima kasih atas dukungan masyarakat selama ini. Mudah-mudahan seluruh proses pembangunan berjalan lancar,” kata Seno Samodro singkat, dalam sambutannya ketika melepas peserta kirab.

Sementara itu, penonton yang terluka karena diseruduk kerbau adalah Sutarman, 47, warga Desa Prembun, Kecamatan Nogosari. Dia mengalami luka di bagian tangan dan paha karena jatuh terjerembab. Setelah kejadian itu, kirab berjalan lancar. Peserta berjalan kaki sesuai dengan rute yang telah ditentukan, hingga finis di lapangan Kelurahan Kemiri, Kecamatan Mojosongo. Di sepanjang jalan yang dilewati peserta kirab, warga tampak antusias menyaksikan. “Ya memang sengaja nonton karena jarang-jarang ada kirab di Boyolali,” kata Joko Purnomo, salah seorang penonton.

Setelah kirab, pada Jumat malam dilanjutkan dengan wayangan semalam suntuk dengan dalang Ki Anom Suroto. Sedangkan pada Sabtu (3/3) besok dilaksanakan acara peletakan batu pertama pembangunan kantor Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu.

“Pro kontra yang mengiringi pembangunan ini terjadi mungkin karena beberapa pihak belum paham benar. Program ini sudah ada Perda-nya dan masuk RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah). Relokasi ini merupakan konsep untuk pengembangan perkotaan supaya tidak linier seperti sekarang dan juga untuk memecah keramaian,” tutur Wakil Bupati Boyolali, Agus Purmanto.

(Yus Mei Sawitri/Farida Trisnaningtyas/JIBI/SOLOPOS)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya