SOLOPOS.COM - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali, Darmanto (tengah-peci hitam) saat bersama guru-guru lain di pameran hasil karya belajar calon guru penggerak (CGP) di Hotel Azhima Boyolali, Sabtu (15/10/2022). (Solopos/Ni’matul Faizah).

Solopos.com, BOYOLALI Calon Guru Penggerak (CGP) memamerkan hasil karya mereka selama tujuh bulan mengikuti lokakarya dan sharing session di Hotel Al Azhar Azhima Boyolali, Sabtu (15/10/2022).

Kegiatan tersebut diikuti oleh 101 calon guru penggerak yang telah terbagi ke dalam beberapa kelompok. Terlihat, hasil karya yang ditampilkan terdapat beberapa modul, makanan, foto-foto kegiatan bersama siswa, grafis, dan masih banyak lagi.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali, Darmanto, mengatakan kegiatan pameran hasil karya calon guru penggerak di Boyolali merupakan salah satu rangkaian yang dilakukan.

“Program guru penggerak ini digawangi oleh Kemendikbud-Ristek [Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi] melalui Balai Besar Guru Penggerak. Nah, ini adalah tahapan rekan-rekan dalam proses menjadi calon guru penggerak,” ucapnya kepada wartawan di lokasi.

Ia berharap para calon guru penggerak dapat memiliki proses bekerja yang profesional dan tidak hanya sekadar teori. Akan tetapi ada proyek-proyek belajar yang dilakukan kepada siswa.

Baca juga: Solopos-Sang Inovator Buka Pelatihan Guru Menulis

Darmanto juga berharap dengan calon guru penggerak yang bertugas secara profesional, maka guru dapat menggunakan strategi belajar dan media pembelajaran. Hal tersebut, lanjut dia, dapat menciptakan pembelajaran di kelas yang lebih berkualitas.

“Jadi 60 – 70 persen itu teori, dan 30 – 40 persen itu proyek, implementasi, dan pembiasaan. Konteksnya dalam rangka penguatan profil pelajar Pancasila,” ujar Darmanto.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPTK) Disdikbud Boyolali, Puji Rahayu Fitriani, mengatakan terdapat 101 calon guru penggerak yang ada di terdiri dari guru dan kepala sekolah tingkat TK, SD, SMP, SMA, dan SMK.

Selain itu, lanjut Puji, ada juga 25 pengajar praktik yang bertugas mendampingi ke 101 calon guru penggerak tersebut.

“Masing-masing pengajar praktik memiliki tugas mendampingi guru yang 101 tadi. Jadi, kami bagi 25 ini ada yang punya CGP empat, ada juga yang lima,” terangnya.

Baca juga: PELATIHAN GURU : 30 Guru Magelang Ikuti Lokakarya Penulisan Cerpen

Puji mengatakan tugas dari guru penggerak adalah meningkatkan kualitas pembelajaran kemudian dikaitkan dengan profil pelajar Pancasila dan kurikulum merdeka.

Untuk menjadi guru penggerak, jelasnya, para calon guru penggerak harus mengikuti seleksi ketat yang dilaksanakan oleh Kemendikbud Ristek seperti seleksi administrasi, wawancara, dan mikro teaching.

Puji melanjutkan, setelah calon guru penggerak resmi menjadi guru penggerak, maka Disdikbud Boyolali berhak menempatkan mereka menjadi kepala sekolah maupun kepala sekolah. Ia menyebutkan sertifikat tersebut adalah syarat utama dan menjadi senjata untuk menjadi pemimpin pendidikan.

“Dulu Permendikbud Nomor Tahun 2018 syarat kepala sekolah kan harus diklat. Dan ini sekarang diperbarui dengan Permendikbud Nomor 40 Tahun 2021, salah satu syaratnya harus punya sertifikat guru penggerak,” kata dia.

Baca juga: PELATIHAN GURU PAUD : 50 Guru Himpaudi Wonogiri Ikuti Bintek IT

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya