SOLOPOS.COM - Gapura selamat datang Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen. Foto diambil Senin (29/8/2022). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo)

Solopos.com, SRAGEN — Pada April 2022 lalu Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Sragen memperoleh penghargaan sebagai Desa Mandiri Energi kategori mapan tingkat Provinsi Jawa Tengah. Penghargaan itu diberikan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jateng lantaran warga Desa Sukorejo telah memanfaatkan biogas sebagai energi alternatif pengganti elpiji.

Kepala Desa Sukorejo, Sukrisno, mengatakan sebelum itu desanya juga pernah mendapatkan penghargaan yakni juara III Lomba Desa Energi tingkat Jateng. Tahun ini mereka mendapat penghargaan Desa Mandiri Energi bersama Desa Banyuurip, Kecamatan Jenar, Sragen. Namun penghargaan yang diterima Desa Banyuurip untuk kategori berkembang.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Kategori mapan adalah kategori tertinggi dalam desa mandiri energi. Total ada tiga kategori yaitu berkembang, maju, dan mapan. Alhamdullilah Desa Sukorejo berhasil mendapat penghargaan kategori mapan,” terang Sukrisno saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Senin (29/8/2022).

Pemanfaatan biogas sebagai alternatif pengganti elpiji ini berawal pada 2015. Saat itu, Desa Sukorejo mendapat bantuan empat ekor sapi, satu unit kandang, dan 11 unit reaktor biogas dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).

Baca Juga: Ganjar Gratiskan Pemanfaatan Gas Rawa di Krendowahono Karanganyar, Tapi…

Pada 2016-2017, Pemdes mengalokasikan dana desa untuk mengembangkan pemanfaatan biogas tersebut. Kemudian pada 2021-2022, Pemdes Sukorejo mendapat dua kali bantuan corporate social responsibility (CSR) masing-masing sebesar Rp70 juta.

Dari itu semua, di Desa Sukorejo kini ada 53 unit reaktor untuk menyuplai kebutuhan biogas 96 keluarga. Pemdes terus berupaya mengembangkan biogas secara bertahap agar semua warga yang berjumlah sekitar 380 keluarga bisa merasakan manfaatnya.

Ketua Kelompok Tani Sri Rejeki Desa Sukorejo, Suryanto, mengatakan satu reaktor biogas bisa digunakan untuk menyuplai bahan bakar untuk dua hingga tiga rumah. Ia kini telah memanfaatkan biogas untuk kebutuhan memasak sehari-hari. Elpiji hanya digunakan pada momen tertentu saja yang mengharuskan memasak cepat dan dalam jumlah banyak.

“Memakai biogas ini sangat mengurangi pengeluaran harian. Ketika terjadi kelangkaan elpiji kami tidak terdampak, karena  sudah punya alternatifnya,” tambah Suryanto.

Baca Juga: Dukung Inovasi Energi, Pertamina Latih Peternak Boyolali Pakai Biogas

Sukrisno menjelaskan dalam pemanfaatan biogas ini mengedepankan prinsip zero waste, kotoran sapi yang diolah menjadi biogas, akan menghasilkan gas metan untuk energi alternaif.

Kemudian sisa kotoran sapi akan berbentuk padat dan cair, pupuk padat bisa digunakan untuk kesuburan tanah dan pupuk cair bisa digunakan untuk perawatan tanaman dari hama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya