SOLOPOS.COM - Para peserta Training of Trainer (ToT) Pembimbing Khusus Pendidikan Inklusi di Hotel The Amrani Syariah Solo, Sabtu dan Minggu (16-17/7/2022). (YPCM/Boyolali)

Solopos.com, BOYOLALI –  Sebanyak 25 guru Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) dan Sekolah Dasar (SD) Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali menghadiri kegiatan Training of Trainer (TOT) Pembimbing Khusus Pendidikan Inklusi di Hotel The Amrani Syariah Solo, Sabtu dan Minggu (16-17/7/2022).

Dalam rilis yang diterima Solopos.com, Selasa (19/7/2022), kegiatan tersebut diadakan oleh Yayasan Penderita Cacat Mental (YPCM) Boyolali karena masih kurangnya kemampuan dan pemahaman guru Paud dan SD tentang pendidikan inklusi.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Hal-hal yang perlu diperkuat adalah bagaimana merencanakan program dan desain pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus, serta bagaimana melakukan asesmen terhadap anak berkebutuhan khusus,” terang Ketua YPCM Boyolali, Rosihan Ari.

Selain itu, ia mengungkapkan kendala lain yang dihadapi adalah minimnya kuantitas guru pembimbing teknis pendidikan inklusi di Boyolali, khususnya di Kecamatan Selo.

Lebih lanjut, Ari mengatakan tujuan dari pembekalan guru Paud dan SD untuk pendidikan inklusi adalah memberikan pembekalan untuk peserta calon pembimbing khusus dalam mengidentifikasi dan melakukan asesmen pembelajaran pada anak berkebutuhan khusus (ABK).

Baca juga: 2 Tahun Ditetapkan, Ini Fasilitas Si Kecamatan Baru Tamansari Boyolali

“Selain itu, pembimbing diharapkan dapat membuat program pembelajaran individual pada ABK serta mendesain pembelajaran yang akomodatif di kelas inklusif,” terang Ari.

Ia mengungkapkan narasumber dalam kegiatan tersebut berasal dari tim ahli dan konsultan pendidikan inklusi UNS yaitu Dr. Subagya, M.Si, Dr. Joko Yuwono, M.Pd, dan Tias Martika, M.Pd.

Ari menjelaskan para peserta diberikan pengetahuan tentang dasar, landasan, dan prinsip pendidikan inklusi.

“Kemudian dilanjutkan dengan paparan tentang desain pembelajaran yang akomodatif, serta melakukan asesmennya terhadap anak berkebutuhan khusus. Para peserta tidak hanya diberikan materi berupa teori, namun juga praktiknya,” jelas dia.

Sementara itu, salah satu peserta yang juga merupakan guru di SDN 1 Klakah, Selo, Boyolali, Risqi Yuliani, mengungkapkan pelatihan tentang pendidikan inklusif sangat bermanfaat baginya. Ia mengatakan pelatihan tersebut dapat menambah pemahaman tentang prinsip pendidikan inklusif.

Baca juga: Boyolali Implementasikan Kurikulum Merdeka Mulai Pekan Depan, Apa Itu?

Risqi juga mengatakan pelatihan tersebut dapat menambah pengetahuannya dalam memberikan pelayanan pada anak disabilitas sekaligus bisa menempatkan diri untuk memperlakukan ABK sebaik mungkin.

“Sesi yang menarik adalah saat asesmen peserta didik. Dari asesmen, dapat diketahui mana anak autis, mana anak lambat belajar, dan sebagainya. Setelah ikut kegiatan ini, saya akan mencoba menerapkan di kelas yang saya ampu karena kebetulan terdapat ABK,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya