SOLOPOS.COM - Perajin memproduksi keripik tempe benguk di Dusun Grobog, Kelurahan Wuryorejo, Kota Wonogiri, Senin (24/4/2023). (Solopos.com/Nova Malinda).

Solopos.com, SOLOWonogiri terkenal dengan sejumlah oleh-oleh makanan khas yang cukup banyak. Salah satu rekomendasi camilan oleh-oleh khas Wonogiri saat lebaran adalah keripik tempe benguk.

Keripik tempe benguk terbuat dari biji benguk asli, sejenis kara/polong-polongan. Sengaja dikemas menjadi camilan, keripik ini bercita rasa khas benguk yang kuat dan gurih.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Camilan berjenis keripik ini punya tekstur yang begitu renyah. Sehingga sangat cocok untuk sajian ringan di meja tamu saat momen Lebaran atau kumpul keluarga.

Produksi camilan oleh-oleh khas Wonogiri, keripik tempe benguk bisa ditemukan di Dusun Grobog, Kelurahan Wuryorejo, Kota Wonogiri.

Sentra industri ini berlokasi tepat di sepanjang pinggir jalan dekat Waduk Gajah Mungkur. Di kawasan tersebut, bisa dijumpai sederet rumah produksi milik para pengusaha keripik tempe benguk.

Salah satu perajin keripik tempe benguk, Yuni Dyaundayani, mengaku kewalahan memenuhi permintaan tempe benguk saat Lebaran kali ini. Yuni mengatakan pesanan keripik tempe benguk naik berkali-kali lipat semenjak awal Ramadan.

“Ada yang sekali pesan sampai 1.000 buah, kami sampai kewalahan untuk tenaganya,” jelas dia saat ditemui Solopos.com di rumah produksinya, Senin (24/4/2023).

Permintaan tersebut kebanyakan datang dari para konsumen langsung yang notabene adalah para pemudik atau perantau. Mereka kebanyakan dari Jakarta, sebagian ada yang dibawa ke Kalimantan, dan kota-kota rantau lainnya.

Sementara di hari biasanya, Yuni banyak mendapat order dari para reseller-nya. Para reseller tetap tersebut berasal dari Kabupaten Sukoharjo, Kota Solo, dan sekitarnya.

Yuni mengaku permintaan keripik tempe benguk yang dijualnya meningkat hingga tiga kali lipat saat momen Lebaran ini. Kenaikan permintaan ini mulai terjadi sejak awal Ramadan.

“Kalau di hari biasa misalnya 100 buah. Selama Ramadan pesanan naik sampai 300 buah. Kemarin pas puasa-puasa buatnya dari pukul 06.00 WIB pagi sampai pukul 15.00 WIB,” ungkap dia.

Produksi keripik tempe benguk diakui Yuni cukup kekurangan tenaga saat itu. Padahal Yuni sudah punya 11 orang tenaga untuk membantu proses produksi, mulai dari proses perajangan benguk sampai keripik dikemas rapi siap jual.

Adapun waktu produksi tempe benguk tersebut bisa memakan waktu dua hari, mulai dari proses perajangan benguk secara manual. Dilanjutkan proses peragian untuk pembuatan keripik tempe benguk yang mentah. Setelah itu, keripik tempe benguk yang mentah digoreng menggunakan minyak panas.

Setelah digoreng, keripik tempe benguk dikemas menggunakan ukuran yang bervariasi sesuai beratnya. Ada yang beratnya seperempat kilogram, setengah kilogram, dan satu kilogram.

“Ukuran seperempat kilogram saya jual Rp13.000 pas Lebaran. Kalau hari biasa Rp12.000,” jelas dia.

Keripik tempe benguk yang dilabeli Kripik Tempe Benguk Mbak Yuni itu dipasarkan sekitar 300 buah per harinya. Yuni mengaku pemasaran keripik tempe benguknya juga sempat menjangkau ke luar negeri.

“Sebelumnya pernah dibawa dipasarkan konsumen saya sampai ke luar negeri, Australia kalau bukan Amerika, saya lupa,” jelasnya.

Selain memenuhi permintaan pesanan keripik tempe benguk, Yuni juga memproduksi keripik tempe kedelai bagi para pecinta keripik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya