SOLOPOS.COM - Rombongan akademisi dari Kokushikan University Jepang dan Institut Javanologi LPPM UNS berfoto bersama di kompleks Sekda Sukoharjo sebelum mengunjungi sentra kerajinan jamu di Nguter dan sentra kerajinan gamelan di Wirun, Kecamatan Mojolaban, Kamis (19/2/2015). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Kerja sama bilateral jamu dan gamelan Sukoharjo mulai dilirik Jepang. 

Solopos.com, SUKOHARJO Keberadaan sentra kerajinan jamu tradisional dan gamelan di Kabupaten Sukoharjo menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan asal Jepang dan menjalin kerja sama bilateral.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Setidaknya 14 mahasiswa dan empat profesor asal Kokushikan University Jepang berkesempatan mengunjungi sentra kerajinan jamu di Nguter dan sentra kerajinan gamelan di Wirun, Kecamatan Mojolaban, pekan lalu.

Sebelum berkunjung ke dua tempat itu, mereka berkumpul di Gedung Graha Satya Karta (GSK), Kompleks Sekretariat Daerah (Setda) Sukoharjo. Rombongan akademisi dari Kokushikan University yang dipimpin Profesor Masakatsu Tozu itu diterima Wakil Bupati Sukoharjo, Haryanto.

Pada kesempatan itu, Profesor Masakatsu Tozu mengaku sudah lama tertarik berkunjung ke sentra kerajinan jamu dan gamelan di Sukoharjo. Kendati begitu, kunjungan itu urung dilaksanakan karena adanya kabar buruk yang menyebut Sukoharjo sebagai sarang teroris.

Setelah mendapat kepastian Sukoharjo aman dari teroris, kunjungan itu baru bisa terealisasi. Berkat bantuan Institut Javanologi Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS), mereka akhirnya berkesempatan mengunjungi Sukoharjo.

“Saya datang bersama mahasiswa yang baru pertama berkunjung ke Indonesia. Tadinya mereka semua sempat khawatir berkunjung ke Sukoharjo. Tapi, sekarang mereka tahu Sukoharjo itu aman untuk dikunjungi,” ujar Masakatsu Tozu.

Diakui pria yang memiliki ribuan koleksi batik asal Indonesia ini, Sukoharjo memiliki potensi besar untuk pengembangan jamu dan gamelan. Oleh karenanya, dia ingin menjalin kerja sama dengan para pengrajin untuk mengembangkan jamu dan gamelan ini.

“Saya ingin mahasiswa belajar bagaimana membuat jamu dan gamelan kepada para pengrajin langsung. Kami senang ada kesempatan untuk mengunjungi sentra kerajinan jamu dan gamelan ini,” ucap pria yang pernah menulis buku berjudul All about Batik: Art of Tradition and Harmony ini.

Masakatsu Tozu juga berharap 14 mahasiswa asal Kokushikan University bisa mengikuti program pertukaran pelajar dengan UNS. Dia berharap UNS bisa mengabulkan permintaan itu supaya terjalin kerja sama yang baik di bidang pendidikan.

Wakil Bupati Sukoharjo, Haryanto, menyambut baik kedatangan rombongan akademisi dari Kokushikan University. Menurutnya, Pemkab Sukoharjo terbuka jika Kokushikan University ingin menjalin kerja sama dalam pengembangan kerajinan jamu dan gamelan. Dia juga memberikan jaminan keamanan bagi wisatawan lokal maupun asing yang ingin berkunjung ke Kabupaten Sukoharjo.

“Jaminan keamanan penuh kami berikan. Buktinya, kami sudah mendapat kepercayaan dari investor. Mereka telah membuka usaha di Sukoharjo dengan nilai investasi Rp4,7 triliun dalam tahun terakhir,” ujarnya terkait kemungkinan kerja sama bilateral yang terjadi.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya