Soloraya
Senin, 31 Januari 2022 - 23:31 WIB

Kerugian Akibat Bencana di Wonogiri Selama 2021 Lebih dari Rp1 Miliar

Luthfi Shobri Marzuqi  /  Haryono Wahyudiyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas membersihkan lumpur sisa banjir di Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri, Rabu (8/12/2021). (Istimewa/Catur Susilo Prono)

Solopos.com, WONOGIRIBPBD Kabupaten Wonogiri mencatat terjadi 294 bencana sepanjang 2021 di Kabupaten Wonogiri. Kerugian dari bencana tersebut mencapai lebih dari Rp1 miliar.

“Jumlahnya saya tidak hafal, tapi yang jelas dalam satu tahun kemarin [2021], kerugian akibat bencana sudah mencapai satu miliar lebih,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto, kepada Solopos.com seusai menghadiri Latihan Gabungan Kebencanaan yang digelar Forum Relawan Selogiri, Jumat (28/1/2022).

Advertisement

Data yang dihimpun Solopos.com, selama 2021 Kabupaten Wonogiri ditimpa oleh empat jenis bencana berbeda, yakni tanah longsor, banjir, angin kencang, dan kebakaran. Banjir menjadi bencana terbanyak di Wonogiri sepanjang 2021 dengan total 156 kejadian.

Baca Juga: Banjir Wonogiri: Hujan Deras, Puluhan Rumah di Pracimantoro Kebanjiran

Adapun perincian jumlah bencana di Kabupaten Wonogiri antara lain tanah longsor berjumlah 84 kejadian, 49 kejadian bencana angin kencang, dan 5 kejadian bencana kebakaran. Dari jumlah tersebut, kerugian pascabencana terbanyak dialami pada tanah longsor, yakni senilai Rp1,050 miliar.

Advertisement

Masih menurut Bambang, saat ini Kabupaten Wonogiri masih berstatus siaga darurat. Status itu dimulai sejak Oktober 2021 dan berakhir pada Maret 2022.

Menanggapi pengalaman bencana yang dialami Kabupaten Wonogiri beserta kerugian yang harus ditanggung setelahnya, Bambang merencanakan pada 26 April 2022 nanti, pada hari peringatan kesiapsiagaan bencana, akan mengadakan pelatihan mitigasi secara rutin di seluruh Kabupaten Wonogiri.

Baca Juga: Banjir dan Tanah Longsor Melanda Tirtomoyo Wonogiri

Advertisement

“Mulai 26 April nanti, kami akan rutin mengadakan pelatihan mitigasi bencana di desa-desa, di bawah pendampingan rekan-rekan sukarelawan. Hal itu juga akan disesuaikan dengan potensi bencana di setiap daerah yang berbeda-beda,” pungkas Bambang.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif