SOLOPOS.COM - Pengendara melintasi jalur Solo-Selo-Boyolali (SSB) saat ada perbaikan jalan, Sabtu (9/3/2015). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos/dok)

Kerusakan infrastruktur Boyolali jalur Solo-Selo-Borobudur (SSB) mengeluhkan perbaikan jalan yang hanya ditambal sulam.

Solopos.com, BOYOLALI — Warga Selo dan pengguna jalur Solo-Selo-Borobudur (SSB) mengeluhkan kerusakan infrastruktur jalan di jalur tersebut hanya ditambal sulam.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Warga berharap pemerintah memperbaiki kerusakan infstruktur jalan secara menyeluruh. Tambal sulam sifatnya hanya sementara dan tidak tahan lama. Dari pantauan Solopos.com, Sabtu (7/3/2015), pekerja menambal lubang jalan dengan aspal dan campuran pasir dan batu. Bahu jalan yang tergerus juga ditutup dengan karung berisi pasir dan batu.

Salah seorang pengguna jalan, Tono, 30, menyampaikan semestinya pemerintah memperbaiki jalan secara total. “Jangan hanya ditambal. Kalau ditambal, sebentar lagi pasti rusak lagi,” kata Tono, saat ditemui Solopos.com, Sabtu (7/3/2015).

Menurut dia, pasir yang menutupi lubang jalan juga justru membuat kondisi jalan semakin licin. Jika pengendara nekat ngebut, kata dia, sangat mudah tergelincir.

Warga Desa Samiran, Joko, 25, mengatakan kondisi jalan di jalur SSB sangat memprihatinkan. Belum lagi banyak tebing yang longsor.  Menurut dia, perbaikan jalan secara tambal sulam memang cukup membantu warga dan pengendara yang melintasi jalur tersebut.

“Ya memang sedikit lebih nyaman. Tetapi, alangkah baiknya diperbaiki secara total. Kalau hanya ditambal, juga tidak awet,” kata Joko.

Pengawas Jalur SSB wilayah Boyolali – Magelang Bina Marga Jawa Tengah, Sumarwan, mengatakan perbaikan jalan yang saat ini dilakukan sifatnya hanya sementara. Pemerintah Provinsi (Pemprov) sudah membahas perbaikan secara menyeluruh untuk jalur tersebut.

“Dalam waktu satu atau dua bulan lagi sudah mulai diperbaiki total. Tendernya sudah selesai kok,” kata dia.

Seperti diketahui, jalur SSB rusak parah khususnya mulai dari Desa Genting, Kecamatan Cepogo hingga Desa Samiran, Kecamatan Selo. Kerusakan infrastruktur di jalur tersebut diperparah dengan adanya longsor di samping jembatan Samiran, Kecamatan Selo. Akibat longsor tersebut truk berat dengan muatan di atas satu ton di larang melintas. Begitu pula truk yang membawa hasil tambang pasir dan batu dari Kali Apu juga diminta tidak melewati jembatan Samiran.

Dengan adanya longsor tersebut, kini muncul wacana jalur tersebut akan diperlebar ke arah utara.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM (DPU dan ESDM) Boyolali, M. Qodri, menyampaikan wacana ini sudah dibahas bersama instansi terkait di antaranya Bina Marga Wilayah Surakarta.

“Sudah ada pembahasan agar jalur SSB tetap nyaman dilalui yakni dengan memperlebar jalan ke arah utara. Perluasan tersebut otomatis memotong lahan milik warga.” Namun demikian, lanjut Qodri, Pemkab Boyolali tidak punya kewenangan dalam program tersebut karena jalur SSB merupakan jalan provinsi. “Ya, itu kewenangannya Pemprov Jateng.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya