SOLOPOS.COM - Warga RT 005, Dukuh Ngonce, Kelurahan Karangtengah, Sragen, menunjukkan jembatan bambu yang ambrol, Selasa (14/4/2015). Jembatan itu merupakan satu-satunya akses bagi tiga keluarga di dukuh itu dalam beraktivitas. (Abdul Jalil/JIBI/Solopos)

Kerusakan infrastruktur Sragen terjadi pada jembatan sesek di Karangtengah akibat dihantam arus Sungai Garuda.

Solopos.com, SRAGEN – Tiga keluarga yang terdiri atas 17 jiwa terisolasi setelah jembatan bambu atau sesek sepanjang sekitar 10 meter yang menghubungkan RT 005, Dukuh Ngonce ke Kelurahan Karangtengah, Sragen, rusak dihantam arus Sungai Garuda.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Pantauan solopos.com, sebagian sesek ambrol diterpa air Sungai Garuda yang ada di bawahnya. Warga yang berada di lokasi tersebut membuat jalan seadanya dengan lebar sekitar 50 cm di pinggir jembatan sebagai akses jalan.

Warga yang tinggal di lokasi terisolasi tersebut, Tugiyo, 46, mengatakan sesek itu menjadi satu-satunya akses bagi 17 jiwa yang ada di lokasi tersebut untuk beraktivitas dan bepergian.

“Seseknya sudah ambrol dua bulan yang lalu, kami juga tidak tahu harus lewat mana saat ingin bepergian. Tetapi, beberapa hari lalu kami membuat jalan seadanya, yang penting bisa untuk berjalan,” katanya saat ditemui di rumahnya, Selasa (14/4/2015).

Tugiyo menyampaikan jembatan itu selama tujuh tahun terakhir sudah diganti sebanyak tujuh kali.

Dalam membangun sesek, lanjut dia, dilakukan secara swadaya warga sekitar dengan menghabiskan uang sekitar Rp1 juta. Iuran itu digunakan untuk membeli paku, kawat, dan ban bekas sebagai pengikat jembatan.

Lurah Karangtengah, Kecamatan Sragen, Dwi Cahyono, mengatakan sejak Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) melakukan normalisasi Sungai Garuda tahun lalu, tanah di bibir sungai terus menerus longsor. 

“Hampir setiap tahun warga di Dukuh Ngonce melakukan gotong royong membuat sesek,” katanya saat ditemui di kantornya.

Dia mengatakan sudah tiga kali mengusulkan pembangunan jalan di lokasi tersebut dalam musyawarah rencana pembangunan di tingkat kecamatan, namun usulan tersebut belum direalisasi.

Dia juga mengaku telah mengajukan program bronjongisasi di bibir Sungai Garuda ke BBWSBS, namun usulan tersebut pun belum direalisasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya