Soloraya
Rabu, 2 Maret 2016 - 11:00 WIB

KERUSAKAN JALAN KLATEN : Jalan Nonpermanen di Senden Ambrol, Kerugian Rp50 Juta Rupiah

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Kerusakan jalan Klaten terjadi di Desa Senden yang diperkirakan menyebabkan kerugian hingga puluhan juta rupiah.

Solopos.com, KLATEN – Akses jalan poros antara Desa Senden dengan Desa Ngawen, Kecamatan Ngawen kembali putus. Kerugian akibat putusnya jalan sementara itu diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah.

Advertisement

Pada awal Februari lalu, jalan poros yang berada di Dukuh Wonosari, Senden tersebut longsor dengan panjang dan kedalaman sekitar 5 meter. Kondisi itu membuat akses antardesa terputus lahan pertanian di sekitar akses jalan ikut longsor. Lahan pertanian yang longsor mencapai belasan petak dengan luasan sekitar 3 ha.

Beberapa pekan terakhir dilakukan pembuatan jalan nonpermanen dengan menguruk tanah serta memasang karung berisi pasir di jalan yang longsor. Namun, lantaran tak mampu menahan air setelah hujan mengguyur pada Senin (29/2/2016) sore, jalan nonpermanen jebol.

“Jalan tidak bisa dilintasi. Kondisi jalan serta sawah kerusakannya semakin parah,” jelas Kepala Desa (Kades) Senden, Triyono, Selasa (1/3/2016).

Advertisement

Triyono mengatakan guna membangun jalan nonpermanen dilakukan melalui pemasangan ribuan karung plastik berisi pasir. Selain itu, dilakukan pengurukan tanah. “Untuk menutupnya kemarin itu ada 22 rit pasir yang berdatangan. Selain itu ribuan karung juga dipasang. Itu hanya untuk menutup akses jalan,” urai dia.

Pembuatan jalan nonpermanen menggunakan dana dan peralatan berasal dari kas desa, swadaya masyarakat, serta bantuan BPBD. “Kalau dari desa karena dana terbatas kemarin dialokasikan Rp10 juta untuk rit pasir itu. Ada juga swadaya dari masyarakat. Kalau ditotal ada sekitar Rp50 juta untuk membuat jalan nonpermanen,” ungkapnya.

Terkait kerusakan jalan nonpermanen tersebut, Triyono mengaku sudah menggelar pertemuan dengan tokoh masyarakat. Dari hasil pertemuan, pengurukan tanah pada jalan yang longsor dilakukan menunggu intensitas hujan turun. “Kalau memungkinkan agar jalan tetap bisa dilintasi nanti akan dibuat jembatan sementara dari bambu,” urai dia.

Advertisement

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Klaten, Wahyu Prasetyo, mengatakan sawah yang longsor di Desa Senden tak mengikuti program asuransi usaha tani padi (AUTP). Ia tak menampik jika lahan pertanian itu mengikuti program AUTP, petani bisa mendapatkan ganti rugi.

“Mungkin petani belum mengetahui program tersebut karena memang saat program itu digulirkan waktu yang ada sangat mepet. Pada masa tanam mendatang kami akan gencarkan sosialisasi sehingga banyak lahan pertanian yang ikut dalam AUTP,” urai dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif