SOLOPOS.COM - Konferensi pers upaya kolaborasi penanggulangan tuberkulosis di Hotel Permata Sari Karanganyar, Kamis (30/11/2023). (Solopos.com/Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Tren kasus tuberkolosis (TBC) pada anak di Kabupaten Karanganyar terus meningkat tahun ke tahun. Kenaikan ini dipicu orang tua yang tidak menyadari gejala TBC hingga berimbas penularan pada kelompok rentan seperti anak-anak. Faktor lainnya adalah hanya sekitar satu persen penderita TBC anak yang mengikuti terapi pencegahan tuberkulosis.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Karanganyar, Purwati, melalui Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Winarno, dalam konferensi pers bersama Yayasan Mentari Sehat Indonesia (MSI), Kamis (30/11/2023), di Hotel Permata Sari Karanganyar.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kegiatan itu dihadiri Wakil Ketua DPRD Karanganyar, Tony Hatmoko; Ketua Koalisi Organisasi Profesi dalam Penanggulangan TBC (Kopi TB) Musdalifah; Kepala Sub-Sub Recipient (SSR) Mentari Sehat Indonesia (MSI), Darsih; dan Manager Kasus Distric Public Private Mix (DPPM) MSI Karanganyar, Efitya Fitria Istifarin.

Winarno mengatakan penyakit TBC harus mendapatkan penanganan menyeluruh dengan melibatkan banyak pihak. Untuk menanggulangi penyebaran TBC, butuh kerja sama dengan berbagai elemen. Tidak hanya pemerintah dan DPRD, namun juga melibatkan lembaga maupun yayasan.

“Salah satu upaya kami dengan menggandeng Yayasan Mentari Sehat Indonesia. Apalagi kasus TBC anak trennya naik,” katanya.

Winarno menyebut jumlah penderita TBC usia anak periode Januari hingga 27 November 2028 tercatat ada sebanyak 203 orang. Jumlah anak terpapar TBC, diakuinya terus meningkat dari tahun ke tahun. Kasus TBC anak pada 2019 hanya sembilan anak, 2020 ada 12 anak, sempat turun di 2021 dengan 11 anak. Namun kasus kembali naik di 2022 menjadi 141 anak dan hingga 27 November ini sudah ada 203 anak terpapar TBC.

“Angka 203 anak penderita TBC selama Januari sampai November ini di luar prediksi. Target kita paling hanya 135 anak, tapi ini sudah 203 anak kena TBC,” kata dia.

Lebih lanjut Winarno mengatakan dari angka kasus TBC anak tersebut, hanya satu persen penderita mengikuti terapi pencegahan tuberkulosis. Minimnya anak penderita TB berobat ini sangat disayangkan. Padahal biaya pengobatan ditanggung pemerintah.

Secara umum, jumlah penderita TBC di Karanganyar dari berbagai usia ada sebanyak 880 orang per 27 November 2023. Angka ini juga meningkat sejak 2021 yang hanya ada 348 orang, 2022 sebanyak 731 orang.

Ketua KOPI TB Karanganyar, Musdalifah, mengatakan anak rentan tertular tuberkulosis, terutama berkontak erat dengan penderita. Penularan tersebut lewat droplet dan airborne. Banyak kasus orang tua yang tidak menyadari gejala TBC hingga berimbas penularan pada kelompok rentan seperti anak-anak.

“Saat ini pengidap TBC di Indonesia merupakan terbanyak nomor dua sedunia. Ini perlu kesadaran dari semua pihak dan kerja sama pemerintah untuk menemukan para penderita kemudian mengobatinya agar menekan penularan penyakit,” kata dia.

Tingkatkan Peran Semua Pihak

Kepala SSR Mentari Sehat Indonesia (MSI), Darsih, menjelaskan strategi penanganan TBC adalah dengan meningkatkan peran organisasi masyarakat sipil (OMS) dan komunitas terdampak TBC. Termasuk mendorong keterlibatan unsur legislatif dan eksekutif di Kabupaten Karanganyar.

“Paling tidak standar pelayanan minimal (SPM) diterapkan. Indikator SPM untuk TBC dapat dicapai salah satunya melalui keterlibatan layanan swasta dalam penemuan kasus,” beber dia.

Anak dan balita dengan hasil negatif TBC yang memiliki kontak erat dengan pasien TBC aktif akan diberikan terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) sebagai bentuk perlindungan. MSI sebagai LSM yang memiliki komitmen pada isu TBC di Karanganyar akan melakukan pelacakan pasien putus pengobatan. Kegiatan ini sangat berkontribusi pada upaya peningkatan suksesnya pengobatan pasien TBC di Karanganyar.

Pelacakan tersebut dipandang sebagai bentuk pendampingan psikososial yang dilakukan oleh MSI terhadap para pasien TBC. Harapannya, pasien tersebut bersedia untuk menjalani pengobatan kembali tidak sampai mangkir.

Wakil Ketua DPRD Karanganyar Tony Hatmoko yang hadir dalam kegiatan tersebut sepakat bahwa penanggulangan TBC harus melibatkan banyak pihak. “Kesadaran dan komitmen pemangku kepentingan dalam percepatan eliminasi TBC di Karanganyar dapat memberikan dampak signifikan,” katanya.

Penyakit TBC, lanjutnya, harus mendapatkan penanganan menyeluruh dengan melibatkan banyak pihak. Mengingat saat ini di Karanganyar tercatat sebanyak ratusan warganya terdeteksi mengidap TBC. Mereka terdiri dari anak-anak, orang dewasa, dan lanjut usia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya