Soloraya
Selasa, 19 Desember 2017 - 18:15 WIB

KESEHATAN BOYOLALI : Gejala Difteri, Bocah SD Boyolali Dirujuk ke RSUP Kariadi Semarang

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi bocah pengidap difteri (JIBI/Solopos/Antara)

Seorang bocah SD di Boyolali dicurigai terkena difteri sehingga dirujuk ke RSUP Kariadi Semarang.

Solopos.com, BOYOLALI — Seorang bocah asal Desa Ngadirojo, Kecamatan Ampel, Boyolali, dicurigai terkena penyakit difteri. Saat ini, siswa kelas IV SD tersebut sudah dirujuk ke RSUP Kariadi Semarang.

Advertisement

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, anak tersebut mengalami gejala yang mengarah kepada penyakit difteri beberapa waktu lalu dan dilarikan ke rumah sakit di Salatiga. Selanjutnya, dia dirujuk ke RSUP Kariadi Semarang.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Sherly Jeanne Kilapong, saat dimintai konfirmasi, Selasa (19/12/2017), membenarkan informasi tersebut. “Pasien sudah dirujuk di [RSUP] Kariadi, Senin [18/12/2017],” ujarnya melalui pesan singkat.

Soal kepastiannya, Sherly masih menunggu hasil tes laboratorium RSUP Kariadi. Meski demikian, pola penanganan anak tersebut diberlakukan sebagaimana pasien penyakit difteri.

Advertisement

Sementara itu, sembari menunggu hasil tes laboratorium RSUP Kariadi itu, Dinkes Boyolali sudah melakukan penyelidikan epidemiologi, termasuk dengan Outbreak Response Immunization (ORI). “Sekarang dalam tahap persiapan. Baru saja kami rapatkan dengan direktur RS [RS Pandan Arang Boyolali] dan kepala puskesmas se-Boyolali untuk menyiapkan [ORI],” ujarnya.

Imunisasi difteri akan diberikan kepada semua anak usia 2 bulan sampai kurang dari 19 tahun. Namun bagi yang sudah mendapatkan imunisasi sesuai umur itu tidak diberikan.

Sementara itu, Kepala Dinkes Boyolali, Ratri S. Survivalina, saat ditemui wartawan di kantornya, Selasa, menambahkan penyakit yang diderita anak asal Ampel itu sudah mengarah ke difteri. “Sudah probable, levelnya sudah lebih tinggi dari suspect. Namun untuk kepastiannya menunggu hasil tes laboratorium apakah positif atau negatif,” ujar Ratri.

Advertisement

Disinggung mengenai persediaan vaksin difteri di wilayahnya masih cukup. Imunisasi difteri (DPT) per bulan Desember 2017 ada 1.268 vial dengan jumlah sasaran 1.217 anak.

Sedangkan kebutuhan idealnya 608 vial. “Artinya masih cukup aman. Kalau untuk vaksin TD (tetanus difteri) masih ada 750 vial. Kalau yang ini sasarannya anak sekolah dalam rangka BIAS [bulan imunisasi anak sekolah],” imbuh Ratri.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif